Selasa, 08 Desember 2015

DAMPAK SISTEM PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD KABUPATEN BULELENG



I Made Nova Pradipta1 dan I Nyoman Sukraaliawan2
(1 Mahasiswa Tugas Akhir  dan 2 Staf Pengajar FISIP Universitas Panji Sakti Singaraja)
(Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 3 No. 1- Agustus 2014, hal 55-63)

Abstrak

Kepuasan pasien merupan suatu elemen yang penting dalam mengevaluasi kualitas layanan dengan mengukur sejauh mana respon pasien setelah menerima jasa. Dengan adanya sistem pelayanan yang baik di dalam rumah sakit, akan menciptakan kepuasan bagi para pasien. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif deskriptif, meliputi menganalisa data secara non statistik dengan menginterprestasikan dan memberikan makna terhadap data yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pelayanan di RSUD Kabupaten Buleleng dapat dikatakan baik karena para pelaksana pelayanan (Dokter, perawat, pegawai) sudah melaksanakan kewajibannya dengan baik dan dari sisi pasien terungkap bahwa pasien  merasa puas dengan sistem pelayanan di RSUD Kabupeten Buleleng. Namun demikian sebagai saran, agar RSUD selalu dapat meningkatkan kualitas layanan untuk dapat mempertahankan dan miningkatkan kepuasan masyarakat, serta menjaga kebersihan dari fasilitas pelayanan untuk dapat menjaga kenyamanan para pengunjung.


Kata Kunci: Pelayanan Publik, Sistem Layanan,  Kepuasan Masyarakat


1.    Pendahuluan
Pemerintah memberikan sarana kesehatan bagi masyarakatnya yaitu berupa  rumah sakit. (Griselda dan Tagor, 2007). Rumah sakit adalah sebagai salah satu sarana kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran yang sangat penting dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena demikian, rumah  sakit sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan harus didukung oleh sistem yang baik, tidak hanya pelayanan yang bersifat penyembuhan penyakit tetapi juga mencakup pelayanan yang bersifat pencegahan. Artinya dalam konteks ini, rumah sakit dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat (Utama,2003). Mutu pelayanan rumah sakit mempunyai dua komponen, yaitu pemenuhan terhadap standar mutu yang telah ditetapkan dan pemenuhan akan kepuasan pelanggan. Berkaitan dengan mutu selain menggunakan standar yang telah ditetapkan termasuk juga dapat dilihat dari perspektif pasien seperti seberapa baik jasa pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan (Utama, 2003).
Tumbuhnya persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat dan tajam sehingga setiap rumah sakit dituntut untuk mempertinggi daya saing dengan berusaha memberikan kepuasan kepada semua pasiennya. Menurut Doherty dan Horne menyebutkan terdapat tiga hal yang dapat mempengaruhi manajemen  kualitas layanan publik, yaitu “quality control, assurance, & quality management” (2002: 144). Kepuasan pasien merupakan satu elemen yang penting dalam mengevaluasi kualitas layanan dengan mengukur sejauh mana respon pasien setelah menerima jasa. Dengan adanya sistem pelayanan yang baik di dalam rumah sakit, akan menciptakan kepuasan bagi para pasien.  Dengan demikian pelayanan rumah sakit diharapkan dapat berorientasi pada pelanggan secara jelas,  “orientasi pelanggan, termasuk standar mutu yang eksplisit untuk pelayanan public” (Osborne & Plastrik, 2000). Berkembangnya jumlah rumah sakit di Buleleng menjadikan masyarakat Buleleng memiliki banyak pilihan untuk menentukan rumah sakit mana yang akan mereka pilih. Masyarakat akan memilih rumah sakit yang mereka pandang memberikan kepuasan yang maksimal bagi mereka. Itu alasannya setiap rumah sakit hendaknya berorientasi pada kepuasan pasien untuk dapat bersaing dengan rumah sakit lain.
Penelitian awal yang dilakukan peneliti, di dapatkan informasi tentang sistem pelayanan RSUD yang terdahulu lain dengan sistem pelayanan RSUD yang sekarang. Perbedaannya adalah sistem pelayanan dahulu pasien membeli karcis dan mendapat kartu pasien yang harganya Rp 2.000,- dan menggunakan sistem manual dan registrasi langsung. Selain itu juga, pasien tidak mengambil no antrian tetapi langsung dikumpulkan di loket maupun di poli. Kalau sistem pelayanan yang sekarang semuanya menggunakan sistem komputer dan pasien pasien membeli karcis dan  mendapat kartu pasien langsung untuk pasien umum seharga Rp 16.000,- dan pasien yang akan berobat  mengambil no antrian. Selain perbedaan dari sistem pelayanannya, peneliti juga mendapatkan innformasi tentang pasien yang berkunjung ke RSUD. Sebelum berubahnya sistem pelayanan di RSUD, pasien tertib dalam mengantri membeli karcis untuk pasien umum dan tidak pernah mengeluh saat tidak adanya dokter atau adanya dokter yang terlambat. Tetapi sekarang semenjak sistem pelayanan sudah berubah pasien tidak pernah tertib dan tidak sabar untuk mengantri di loket maupun di poliklinik dan selalu marah-marah dan mengeluh apabila tidak ada dokter maupun terlambatnya dokter. Dampak dari sistem pelayanan diharapkan mampu meningkatkan kesehatan masyarakat, sehingga pasien merasa puas dengan sistem pelayanan di RSUD Kabupaten Buleleng. Dari penelitian awal yang dilakukan peneliti, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul tentang “Dampak Sistem Pelayanan dan Kepuasan Pasien di Poliklinik RSUD Kabupaten Buleleng”.



2.    Lokasi dan Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif deskriptif (Sukmadinata, 2006; Sugiyono, 2011). Dengan mengambil lokasi pada poliklinik di RSUD Kabupaten Buleleng, peneliti bermaksud untuk melakukan pengkajian tentang dampak system layanan  terhadap kepuasan pasien sebagai pelanggan. Menurut Bungin (2003 : 4) bahwa dalam rancangan penelitian kualitatif, merupakan fokus kajian penelitian dan atau pokok sumber daya manusia yang menjadi pusat perhatian serta yang akan dibahas secara mendalam dan tuntas. Dalam kaitan dengan sistem pelayanan kesehatan terdapat beberapa komponen sistem yaitu:
a.         Input        : Dokter, Perawat, Obat-obatan
b.        Proses       : Kegiatan pelayanan di poliklinik
c.         Output      : Pasien sembuh atau tidak sembuh
d.        Dampak    : Meningkatnya status kesehatan masyarakat
e.         Umpan balik         : Keluhan-keluhan pasien terhadap pelayanan
f.         Lingkungan          : Masyarakat dan istansi-instansi diluar RSUD
Pada penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada komponen dampak dari sistem pelayanan kesehatan beserta kepuasan pasien yang dapat dilihat a) Keluhan dan saran pasien, b) Perasaan puas dengan layanan yang didapatkan dan c) Tidak ingin berpindah ke penyedia jasa yang lain.
Kerangka pikir penelitian dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 2.1
Sistem pelayanan Kesehatan dan kepuasan Pasien
 



3.    Hasil dan Pembahasan
a)      Sistem Pelayanan RSUD Buleleng
Pada umumnya pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat, lingkungan. Yang dimaksud sub-sistem ini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan yaitu input, proses, output, dampak, umpan balik.
Untuk mengetahui sistem pelayanan di RSUD Kabupaten Buleleng peneliti melakukan wawancara mendalam dengan beberapa informan menunjukkan bahwa sistem pelayanan pegawai, dokter poliklinik sudah baik. Ini dapat dibuktikan  pada hasil wawancara dengan  informan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Ketut Eka, pasien yang selesai berobat ke poliklinik penyakit gigi, peneliti menanyakan bagaimana pelayanan kesehatan pegawai poliklinik maupun dokter yang menangani di poliklinik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pelayanan di RSUD sudah baik. Sebagian besar informan menyatakan bahwa sistem pelayanan  yang dilakukan oleh tenaga dokter, perawat, pegawai, serta obat-obatan yang diberikan, fasilitas sarana dan prasarana, dan kenyamanan bagi para pasien yang telah berobat ke poliklinik di RSUD Kabupaten Buleleng, telah dapat memenuhi standar mutu. Menurut teorinya Leevey dan Loomba (Azwar, 1996), pelayanan kesehatan merupakan sub-sistem pelayanan yang tujuan utamanya adalah memelihara, menyembuhkan, pencegahan dan rehabilitasi yang dimana sub-sistemnya adalah 1) input (dokter, pegawai,obat-obatan). Dokter RSUD Buleleng sudah memberikan obat-obatan yang sesuai sehingga pasien yang berobat dan dapat disembuhkan. 2) proses dalam hal pelayanan telah sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan, 3). Output adalah menyangkut, hasil yang berkaitan dengan kesembuhan pasien dan jumlah layanan yang diterima oleh pasien, serta kenyamanan pelayanan poliklinik terhadap pasien, 4) dampak adalah berkaitan dengan panatisme dan loyalitas pasien terhadap pelayanan rumah sakit, 5) umpan balik meliputi penanganan dan kecepatan penyelesaian permasalahan, yang menyangkut keluhan pasien dan masukan masyarakat terhadap sistem layanan rumah sakit, serta 6) lingkungan meliputi penataan areal rumah sakit, parker serta kenyamanan ruangan poliklinik, penataan sistem antrian dan sarana layanan lainnya. Menurut teori Azwar (1996) pelayanan kesehatan setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan perseorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat.
Dengan demikian  sistem pelayanan di RSUD sudah dapat dikatakan baik, yang dapat dilihat dari sisi 1) input (sumberdaya) seperti material,  obat-obatan, perlengkapan, tenaga, 2) proses: pemberian layanan, aktivitas, tugas dan prosedur, 3) outcome (hasil) yang diinginkan dari proses tersebut (Donabedian dalam Assaf, 2009). Tujuan utama (outcome) dari sistem pelayanan adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan, pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit, dan memulihkan seseorang untuk mencapai fungsi normal atau mendekati normal setelah mengalami sakit fisik atau mental, cedera atau penyalahgunaan. Dari hasil wawancara dengan beberapa informan, sebagian besar menyatakan sakitnya dapat disembuhkan oleh dokter yang ada di poliklinik RSUD Kabupaten Buleleng.  Dapat dibuat kesimpulan bahwa sistem pelayanan  di poliklinik RSUD Kabupaten Buleleng dapat dikatakan baik.
b) Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien adalah perasaan puas, senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya. Jika kenyataannya lebih dari yang diharapkan , maka layanan dapat dikatakan bermutu sedangkan jika kenyataannya kurang dari yang diharapkan, maka layanan dikatakan tidak bermutu. Apakah itu pelayanan menurut Kotler dkk menyebutkan bahwa pelayanan adalah “any activity or benefit that one party can give to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. It has been more fully defined as: a) a set of functions offered to a user by an organization and b) results generated by activities at the interface between the supplier and the customer and by supplier internal activities to meet the customer needs (Hollins & Shinkins, 2006: 8). Dengan demikian bahwa pelayanan dapat diartikan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemasok atau organisasi yang memproduksi sejumlah layanan yang diberikan pada pelanggan sebagai penerima layanan, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atau penerima jasa layanan. Untuk mendapatkan langganan yang setia, tentunya yang menjadi target utama dalam layanan adalah kepuasan langganan. Dimana menurut Oliver (Grigoroudis & Siskos, 2010: 4) yang dimaksud kepuasan pelanggan adalah hal-hal yang berkaitan dengan: (1) Satisfaction with event that happen during comsumption (kepuasan pada saat proses layanan diterima); (2) satisfaction with final outcome (kepuasan pada hasil akhir) dan (3) satisfaction with level of satisfaction received (kepuasan pada tingkat layanan tertentu yang diterima)
Untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap sistem pelayanan di RSUD Kabupaten Buleleng maka peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan. Dari hasil wawancara di temukan bahwa pasien yang berobat ke poliklinik di RSUD kabupaten Buleleng sudah merasa puas dengan pelayanan dan pengobatan di RSUD kabupaten Buleleng. Sesuai dengan teori kepuasan konsumen menurut Kotler (1997) adalah perasaan senang atau kecewa yang berasal dari perbandinggan antara kesannya terhadap kinerja layanan kesehatan. Maka sesuai dengan teori tersebut, informan yang berkunjung ke poliklinik di RSUD Kabupaten Buleleng sudah merasa puas dengan layanan kesehatan dari RSUD Kabupaten Buleleng dan sistem pelayanan di RSUD Kabupaten Buleleng dapat dikatakan berkualitas, hanya saja  pasien kurang puas dengan dengan beberapa fasilitas rumah sakit, seperti kamar mandi. Dengan demikian dapat ditarik simpulan bahwa dampak sistem pelayanan terhadap kepuasan pasien di RSUD Kabupaten Buleleng sudah dapat dikatakan baik, karena pasien merasa puas dengan layanan kesehatan yang telah diberikan.
Menurut teori Moenir (2001:88) ada 6 faktor yang mendukung sistem pelayanan yaitu: faktor kesadaran, faktor aturan, faktor organisasi, faktor pendapatan, faktor kemampuan-keterampilan, dan faktor sarana pelayanan. Temuan penelitian menyebutkan bahwa semua faktor pendukung sistem pelayanan sudah berjalan dengan baik. Pertama dari faktor kesadaran dokter, perawat dan pegawai  pun sudah sadar akan tugasnya sehingga sistem pelayanan dapat berjalan dengan baik dan pasien merasa puas dengan pelayanannya. Kedua dari faktor aturan, dokter, perawat dan pegawai sudah melaksanakan kewajiban sesuai dengan aturan yang telah ada dan berlaku di RSUD contohnya saja dokter dan perawat tidak ada yang terlambat dan pegawai melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan sehingga pasien yang berkunjung ke poliklinik merasa puas. Ketiga faktor organisasi,  RSUD adalah suatu organisasi kesehatan yang tujuan utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang. Keempat faktor pendapatan, secara jelas peneliti tidak menanyakan tentang pendapatan dokter, perawat ataupun pegawai. Tetapi peneliti sempat bertanya kepada pegawai JKBM tentang pendapatan pegawai di RSUD bahwasannya pendapatan yang mereka terima cukup untuk kehidupannya sehingga mereka mampu memberikan pelayanan yang baik kepada pasien. Kelima faktor kemampuan-keterampilan, para pelaksana sistem pelayanan (dokter, perawat dan pegawai) sudah mampu melaksanakan tugas dan mempraktikkan ketrampilannya masing-masing secara baik. Keenam faktor sarana pelayanan, temuan menunjukkan bahwa  sarana pelayanan di RSUD sudah baik, namun sarana umum (kamar mandi) yang masih dalam keadaan kurang baik, yang masih perlu ditingkatkan perawatan dan jumlahnya ditambah.

4.    Simpulan dan Saran
Hasil penelitian menghasilkan simpulan  sebagai berikut:
1. Sistem Pelayanan di RSUD Kabupaten Buleleng dalam katagori baik, dari sisi manajemen proses, pengelolaan sumberdaya, sarana prasarana, serta dilihat hasil dan dampak yang diberikan pada pasien.
2. Kepuasan pasien dapat diwujudkan secara baik, baik dilihat dari sisi proses pelayanan pada polikilinik, menyangkut ketepatan waktu pelayanan oleh tenaga medis, proses pengantrian, pemberian obat sesuai dengan prosedur, pemberian layanan secara ramah dan dapat dijangkau sesuai kemampuan. Dari sisi pelayanan tertentu, seperti pemberian rujukan, penanganan penyakit di poliklinik; dan kepuasan juga ditunjukkan melalui hasil akhir, yaitu sembuhnya penyakit yang diderita pasien, kenyamanan dalam pelayanan.
Meskipun demikian dalam hal meningkatkan sistem layanan poliklinik di RSUD Singaraja masih ada hal-hal yang perlu ditingkatkan, yang menjadi saran dalam tulisan ini, yaitu  1) efektifitas pelayanan masih perlu ditingkatkan, 2) kenyamanan dan lingkungan tetap dijaga dan ditingkatkan, serta 3)  kebersihan sarana pelayanan umum masih ditingkatkan.

Daftar Pustaka
Assaf, A.F. Al, 2009, Ed. Mutu Pelayanan Kesehatan Perspektif Internasional. IKAPI, Jakarta
Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara, Jakarta
Doherty, Tony L & Terry Horne, 2002.  Managing Public Service Implementing Change. Routledge, London
Grigoroudis, Evangelos & Yannis Siskos, 2010. Costumer Satisfaction Evaluation: Methode For Measuring  and Implementing Service Quality. Springer Science , New York
Griselda,Tagor. 2007. Pemasaran Pelayanan Rumah Sakit. Sanggung Seto, Jakarta
Hollins, Bill & Sadie Shinkins, 2006. Managing Service Operations: Design and Implementation. Sage Publication, California
Moenir,  H, A, S. 2006. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Bumi Aksara, Jakarta
Orborne, David & Peter Plastrik, 2000. Memangkas Birokrasi: Lima Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha. PPm, Jakarta
Utama, Bustami. 2003. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya. Penerbit Erlangga, Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar