Selasa, 08 Desember 2015

PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT



Oleh : I Wayan Samiada*1 dan  Putu Agustana*2

(Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 3 No. 1- Agustus 2014, hal 16-27)

Abstrak

Dalam upaya meningkatkan fungsi lembaga perpustakaan perlu adanya suatu pelayanan yang maksimal dari segenap komponen yang berada di perpustakaan itu sendiri. Selain hal tersebut, meningkatkan budaya membaca sebenarnya merupakan suatu hal dasar bagi perkembangan perpustakaan sehingga perpustakaan merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Perpustakaan merupakan tempat pengembangan generasi untuk mengembangkan  budaya membaca menjadikan generasi tangguh karena membaca menjadi tradisi mereka. Solusi untuk tetap mendekatkan perpustakaan dengan masyarakat adalah dengan memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat serta penambahan jumlah koleksi buku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pustakawan dapat meningkatkan dan mengembangkan minat baca masyarakat, dengan berbagai jenis pelayanan, sistem pengadministrasian melalui penyusunan catalog yang baik, peningkatan performan pelayanan, sosialiasasi dan pelayanan mobil perpustakaan keliling.


Kata Kunci : fungsi perpustakaan, pelayanan, minat baca.

*1 Mahasiswa Tugas Akhir Fisip Unipas
*2 Staf Pengajar Fisip Universitas Panji Sakti Singaraja 

I.     Pendahuluan
Sekarang ini setiap orang dituntut untuk selalu memiliki informasi terbaru untuk dapat tetap bertahan dan eksis dalam setiap pekerjaan dan profesi masing-masing. Ironis dan miris jika membaca belum menjadi tradisi yang membudaya di masyarakat Indonesia, termasuk kaum intelektualnya. Membaca hanya dianggap sebagai suatu kebutuhan saja. Misalnya mahasiswa sedang mengerjakan skripsi atau penelitian, maka mereka kerap rajin membaca. Namun, setelah itu, membaca tidak lagi menjadi kebutuhan. Para ilmuwan berkutat dengan buku jika ada proyek penelitian. Membaca belum menjadi budaya yang melekat pada kaum intelektual di Indonesia.
Perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi dituntut untuk dapat memberikan layanan informasi yang cepat dan tepat. Bila kita bicara tentang perpustakaan, maka yang ada dibenak kita adalah sebuah bangunan atau gedung yang didalamnya terdapat berbagai kumpulan buku, majalah, serta koleksi yang berupa rekaman atau yang lebih dikenal dengan sebutan koleksi audio visual, data base computer, serta beberapa jenis media  informasi dan komunikasi yang tersedia.
Menurut Sulistyo Basuki (1993: 3):  Perpustakaan adalah sebuah ruangan, sebuah gedung atau gedung itu sendiri (Sutarno, 2006), yang digunakan untuk menyimpan buku atau terbitan lainya yang biasanya disimpan menurut susunan tertentu untuk digunakan pembaca bukan untuk dijual. Di dalam perpustakaan terdapat beberapa kegiatan yang dapat menunjang keberhasilan dari fungsi perpustakaan tersebut. Salah satunya adalah kegiatan layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama di perpustakaan.
Perpustakaan merupakan salah satu lembaga sebagai tempat informasi yang sangat dekat dan akrab dengan masyarakat atau pemakainya sebagai sumber informasi (Nurhadi, 1983). Selain tempat informasi, perpustakaan juga merupakan sumber ilmu pengetahuan, penelitian, serta berbagai layanan jasa lainnya. Produk utama perpustakaan adalah informasi. Perpustakaan mengumpulkan semua informasi yang sesuai dengan bidang kegiatan dan misi lembaga. Kemudian mengolah, melestarikan, memelihara dan merawat seluruh koleksi perpustakaan agar tetap dalam keadaan baik, utuh, layak pakai dan tidak lekas rusak dan menyajikan informasi tersebut kepada pengguna untuk di pergunakan dan diberdayakan. Dalam kehidupan yang serba modern dan cepat seperti saat ini semua orang membutuhkan informasi sebagai suatu hal yang diperlukan. Tak bisa dipungkiri memang, budaya membaca menjadi pondasi dasar bagi pendidikan sebuah bangsa. Adalah sebuah kegagalan dari sebuah sistem pendidikan jika tidak berhasil menciptakan sebuah generasi yang memiliki budaya membaca. Namun, sistem pendidikan juga didukung berbagai elemen lainnya yang mendukung proses pencapaian budaya membaca tersebut. 
Selain sistem pendidikan nasional yang digawangi pemerintah, memang sangat dipercayai bahwa peran perpustakaan pun sangat signifikan dalam mendorong budaya membaca bangsa pada bangsa Indonesia. Perpustakaan merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Perpustakaan juga merupakan pihak yang dianggap bertanggungjawab dalam peningkatan budaya membaca. Perpustakaan menanamkan budaya membaca. Perpustakaan bukan hanya sekedar tempat yang menyediakan peminjaman buku. Perpustakaan bukan hanya menjadi ruang untuk membaca buku. Tetapi, bagaimana seyogyanya perpustakaan menjadi tempat untuk berdialektika dan berwacana dalam perang pemikiran, membangun perilaku positif, dan mengkonstruksi generasi agar menerapkan budaya membaca. Jadi, perpustakaan adalah tempat penggemblengan generasi yang tidak memiliki budaya membaca menjadi generasi tangguh yang menjadikan membaca dalam tradisi kehidupan mereka. Minat, kebiasaan dan budaya membaca ketiga konsep ini, mengandung pengertian yang tidak terpisahkan (Sutarno, 2006), minat berkenaan dengan kecenderungan hati yang tinggi, yang diharapkan untuk dapat meningkatkan kebiasaan, sedangkan budaya menyangkut pikiran atau akal budi, yang tercermin dalam pola pikir, sikap, ucapan dan tindakan seseorang dalam hidupnya. Diharapkan perpustakaan menjadi sebuah ajang kreativitas dan berkembangnya ilmu pengetahuan, untuk membentuk budaya yang adiluhung dan peningkatan kualitas peradaban manusia.
Membaca adalah menggali informasi (Kridalaksana, 2008), tanpa informasi atau ketinggalan informasi akan membuat seseorang tersisih dan terbelakang. Disinilah peranan perpustakaan yang paling besar. Perpustakaan menjadi pusat informasi yang tidak pernah habisnya untuk digali, ditimba dan dikembangkan. Melalui perpustakaan seseorang dapat bertukar informasi dan saling memperoleh nilai tambah untuk perkembangan zaman. Jika demikian, maka tidak ada alasan lagi untuk mengatakan dan menempatkan perpustakaan menjadi suatu hal yang tidak penting, sudah saatnya semua pihak bersama-sama membina dan mengembangkan seluruh jenis perpustakaan dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Menurut Sulistyo Basuki (1994:52), secara umum tujuan perpustakaan adalah: 1.   Memenuhi keperluan informasi masyarakat (pemustaka) 2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referens) 3. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan, 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakaian.5.  Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan tertentu.

2. Fungsi Perpustakaan
Perpustakaan bagi perguruan tinggi atau Institut ataupun lembaga lainnya  adalah sarana penunjang yang sudah selayaknya diperhatikan dengan baik. Walaupun merupakan sarana penunjang, fungsi perpustakaan sangatlah vital. Salah satu fungsi perpustakaan adalah mencerdaskan kehidupan masyarakat. Upaya-upaya pengelola perpustakaan agar masyarakat gemar membaca dan mau mengunjungi perpustakaan patut dihargai. Dengan semakin banyaknya pengguna/masyarakat yang mengunjungi dan memberdayakan perpustakaan, ini mengindikasikan bahwa perpustakaan dapat memenuhi peran dan fungsinya dengan baik.
Fungsi perpustakaan dari masa-ke masa mungkin saja mengalami perubahan dan perkembangan, namun pada dasarnya fungsi perpustakaan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.    Fungsi Edukatif (Mendidik)
     Perpustakaan berfungsi sebagai tempat untuk belajar secara mandiri, di situ pengguna dapat mencari bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menambah ilmu dan wawasan. Siapapun dapat belajar di perpustakaan dengan mengikuti tata cara dan prosedur yang berlaku di perpustakaan tersebut. Dengan fungsi edukatif ini, perpustakaan membantu pemerintah, dalam program gemar membaca dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan belajar sepanjang hayat.
2.    Fungsi Informatif (Informasi)
     Perpustakaan mempunyai fungsi informatif, artinya informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dapat dicari di perpustakaan. Jenis informasi yang akan di dapat tergantung jenis perpustakaannya, apakah itu perpustakaan perguruan tinggi perpustakaan khusus dan perpustakaan sekolah.
3.    Fungsi Penelitian
     Perpustakaan mempunyai fungsi penelitian, artinya, sumber-sumber informasi yang ada di dalam perpustakaan tersebut dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian. Berbagai informasi dapat dijadikan dasar untuk proposal penelitian, penunjang penelitian yang hasilnya dapat diambil menjadi bahan pertimbangan untuk menarik kesimpulan dan saran dari suatu penelitian. Umumnya fungsi ini terdapat pada perpustakaan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dan perpustakaan khusus.
4.    Fungsi Kultural
     Perpustakaan mempunyai fungsi kultural artinya, perpustakaan memiliki dan menyediakan bahan pustaka baik tercetak maupun elektronik yang menyajikan kebudayaan daerah, kebudayaan suatu bangsa ataupun kebudayaan antar bangsa.
5.    Fungsi rekreasi
     Perpustakaan mempunyai fungsi rekreasi artinya, pengguna dapat mencari koleksi yang bersifat populer dan menghibur. Di samping itu, pengguna dapat menggunakan media audio visual (VCD) serta koran yang disediakan di perpustakaan tersebut. Untuk beberapa perpustakaan, ada yang menyediakan taman dan mendekorasi ruang perpustakaan menjadi tempat yang nyaman dan, toko buku, warnet sampai mini-market.
Melihat hal tersebut, jelas sekali bahwa perpustakaan bukan tempat yang angker. Memang mitos di kalangan pelajar dan mahasiswa, bahwa perpustakaan merupakan tempat yang sepi dan angker. Perpustakaan hanya sebagai tempat untuk melakukan hal-hal serius saja. Padahal, perpustakaan adalah sebuah lembaga yang juga memberikan hiburan dan rekreasi kepada pengunjungnya, hanya saja, perpustakaan identik dengan institusi pendidikan. Sedangkan pendidikan harus berkaitan dengan siswa dan mahasiswa. Padahal, pendidikan tak mengenal waktu. Bagi mereka yang sudah tak terikat dengan dunia pendidikan, maka sudah barang tentu sering menjauhi perpustakaan.

3. Pelayanan Perpustakaan
Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan dalam proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain, oleh karena itu pelayanan merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan (Moenir, 2001). Ini berarti bahwa pelayanan berlangsung tidak hanya satu kali melainkan berkali-kali, sehingga pengguna dapat merasakan perbedaan antara pelayanan ketika pertama datang ke perpustakaan dengan pelayanan untuk yang kedua kali dan seterusnya. Dengan kata lain bahwa faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan adalah kinerja karyawan yang hasilnya dirasakan oleh pengguna jasa. Harapan di sini diartikan sebagai keinginan terhadap layanan yang diberikan oleh pihak penyedia jasa dalam hal ini perpustakaan kepada penggunanya. Sedangkan kualitas kinerja layanan merupakan kegiatan pokok yang dilakukan oleh sebuah lembaga jasa.
Dalam dunia perpustakaan, kualitas pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diwujudkan, karena merupakan ujung tombak perpustakaan. Seperti yang disampaikan Soeatminah (1992:129) yang mengatakan bahwa, baik dan tidaknya perpustakaan tergantung bagaimana pelayananya, sebab bagian pelayanan inilah yang berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan. Oleh sebab itu, kegiatan pelayanan dalam organisasi apapun termasuk didalamnya perpustakaan, harus senantiasa memperhatikan kualitas pelayananya.
Upaya peningkatan kualitas pelayanan perpustakaan yang dimaksud di sini adalah upaya atau usaha yang dilakukan agar perpustakaan dapat memerankan fungsinya, yakni sebagai pusat sumber informasi. Berbagai langkah yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan adalah :
1. Menciptakan Suasana Nyaman
       Agar tercipta suasana nyaman di perpustakaan, penataan ruang perlu diperhatikan. Ruang yang bersih dengan buku-buku dan koleksi lainnya yang tertata rapi dengan sendirinya akan membuat pengguna  merasa nyaman. Untuk menimbulkan rasa senang, petugas perlu meningkatkan keramahan tamahan dan ketulusan dalam memberikan pelayanan.
2. Menciptakan Suasana Kerja yang Kondusif
      Agar proses pelayanan informasi berjalan secara maksimal, diperlukan adanya suasana kerja yang kondusif, terutama di antara petugas perpustakaan. Masing-masing petugas hendaklah menjalankan tugasnya sesuai dengan bidang kerjanya. Semua staf perpustakaan harus mamahami dan menjalankan tugasnya masing-masing secara terencana. Hanya dengan adanya suasana kerja yang kondusif ini perpustakaan akan dapat menjalankan fungsinya sebagai sumber informasi.
3. Mengadakan Kerja Sama
      Untuk menambah koleksi dan fasilitas perpustakaan, pengelola perpustakaan dapat melaksanakan kerja sama dengan pihak luar (penerbit, dermawan, dan lain-lain) terutama yang mempunyai kepedulian terhadap perpustakaan. Untuk meningkatkan kuantitas kerja sama pengelola harus proaktif melakukan penjajagan. Pengelola harus membuka akses seluas-luasnya kepada pihak luar untuk menjalin kerja sama ini.
4. Membangun Jaringan Kerja
       Untuk meningkatkan pelayanan informasi, dapat ditempuh dengan jaringan kerja sama antar perpustakaan. Kerja sama ini dimaksudkan untuk saling tukar informasi koleksi masing-masing perpustakaan. Kalau informasi yang dibutuhkan tidak tersedia dalam koleksi perpustakaan, pengelola dapat memberikan bantuan untuk mengakses informasi yang dimaksud dari perpustakaan lain.
5.  Mengusahakan Sumbangan Dana dan Buku
       Peningkatan kualitas perpustakaan tidak bisa terlepas dari ketersediaan dana. Kurangnya alokasi dana mengakibatkan kesulitan dalam menambah koleksi. Oleh karena itu perlu diusahakan terobosan lain. Perpustakaan sekolah misalnya, dapat memungut sumbangan dari orang tua atas persetujuan pimpinan. Dapat juga dengan meminta sumbangan buku dari masyarakat, terutama buku-buku yang tidak digunakan.
Suatu koleksi bahan pustaka yang banyak dalam suatu perpustakaan menjadi hal yang juga sangat penting, agar tercapai semua harapan lembaga perpustakaan atau masyarakat itu sendiri. Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dalam perkembangan sebuah perpustakaan. Pengembangan koleksi dalam suatu perpustakaan mencakup : 1) jumlah, serta mencakup judul, jenis dan eksemplar, 2) terbitan baru, 3) variasi, baik yang tercetak seperti buku, majalah, koran, maupun yang terekam, 4) sumber penerbitnya, makin banyak, 5) sumber asalnya, dalam negeri (bahasa Indonesia dan bahasa daerah), dari luar negeri, terjemahan, saduran bahasa Inggris dan bahasa lainnya.
 Apabila kualitas layanan suatu perpustakaan sudah baik, sudah tentu akan membuat seorang pemustaka ingin mengunjungi kembali perpustakaan tersebut. Perpustakaan juga merupakan suatu lembaga yang bergerak dalam bidang jasa, yang tentunya dapat mengadopsi prinsip-prinsip promosi dalam bidang kegiatannya. Tujuan dari adanya promosi perpustakaan sebenarnya adalah untuk memperkenalkan perpustakaan, koleksi, jenis koleksi yang dimiliki, kekhususan koleksi, jenis layanan dan manfaat yang dapat diperoleh pengguna perpustakaan. Melalui kegiatan promosi diharapkan masyarakat mengetahui pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan sehingga membuat mereka tertarik dan mengunjunginya. Oleh karena itu, layanan dari perpustakaan merupakan sesuatu yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kunjungan dari pemustaka.

4.  Minat Baca Masyarakat
Membaca akan melatih otak untuk memusatkan pikiran. Otak diajak untuk memperhatikan kata demi kata yang ada pada teks buku yang dibaca. Karena kalau kehilangan beberapa kata saja, bisa jadi tidak akan bisa menangkap keseluruhan maksud dari kalimat yang ada. Kalimat-kalimat yang menarik akan merangsang saraf otak untuk bekerja dan mengamati hal menarik tersebut. Ada penelitian yang membuktikan bahwa membaca bisa mencegah terjangkitnya penyakit pikun. Mungkin karena selalu diajak berpikir ketika membaca, sehingga otak bisa tetap aktif. Sebuah keinginan terhadap sesuatu yang akhirnya memberikan satu alasan bagi individu untuk secara kontinyu melakukan aktivitas tersebut. Hal itupun berlaku juga pada aktivitas membaca surat kabar, di mana minat atau keinginan menjadi salah satu faktor penyebab dalam melakukan aktivitas membaca surat kabar, di samping surat kabar harus mampu memposisikan dirinya sebagai penyalur informasi yang pantas untuk dibaca dan digali sumber informasinya.
Minat menjadi dasar perbedaan pola tingkah laku seseorang terhadap suatu kebutuhan informasi. Hal ini disebabkan juga karena adanya faktor sosial ekonomi yang berbeda yang akhirnya mempengaruhi minat itu sendiri.
Beberapa faktor tersebut antara lain adalah :
1.  Budaya leluhur yang kuat, yang menguasai masyarakat pedesaan, atau dengan kata lain seseorang akan cenderung mendapatkan informasi pendidikan dari orang tua mereka ketimbang mendapatkannya dari media massa.
2.  Pengetahuan yang kurang yang menyebabkan mereka kurang menghargai media sebagai sumber informasi yang bergaya jurnalis, sehingga mereka kurang dapat memahami atau mengikuti pesan yang disampaikan.
3.  Kesadaran terhadap pentingnya pendidikan yang kurang, sehingga mereka lebih suka dengan istilah “pasrah” ketimbang mencari solusi.
Pentingnya membaca telah semakin sering diperbincangkan oleh berbagai kalangan masyarakat dalam berbagai kesempatan dan forum. Hal ini sudah merupakan tuntutan kehidupan modern yang terasa semakin mendesak. Kehidupan modern yang salah satu ciri pokoknya adalah perkembangan ilmu dan teknologinya yang semakin menuntut sikap orang mempunyai ketepatan dan kecepatan yang tinggi untuk menafsirkan dan menyerap berbagai informasi. Informasi bukan hanya sumber-sumber lisan tetapi yang terutama dari sumber-sumber yang tertulis. Sekarang ini sumber-sumber tertulis semakin membudaya sehingga dapat terlihat pentingnya membaca. Untuk memperoleh kemampuan membaca, maka minat baca tinggi memegang peranan penting.Minat baca adalah merupakan hasrat seseorang atau siswa terhadap bacaan, yang mendorong munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, diikuti oleh kegiatan nyata membaca bacaan yang diminatinya. Minat baca bersifat pribadi dan merupakan produk belajar (Sudarman, 1997 : 44).
Untuk memupuk, membina dan membimbing minat baca siswa, maka peranan pendidikan baik guru, orang tua, maupun pendidik yang lain sangat menentukan Pendidik harus dapat menciptakan lingkungan yang mendidik karena mereka berfungsi sebagai fasilitator sekaligus motivator. Lingkungan pendidikan yang dimaksud adalah situasi belajar mengajar yang lancar. Selanjutnya diharapkan membaca bukan lagi menjadi beban berat, tetapi merupakan suatu kebutuhan.
Minat merupakan kesadaran/keinginan seseorang, bahwa objek seseorang merupakan suatu soal atau suatu situasi yang berhubungan dengan dirinya. Minat dan kegemaran membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seseorang, termasuk anak-anak dalam usia sekolah. Minat baca dapat tumbuh dan berkembang dengan cara dibentuk. Dalam kaitan ini dapat simak teori rangsangan dan dorongan. Dorongan adalah daya motivasional yang mendorong lahirnya perilaku yang mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Dorongan yang dimaksud adalah motivasi tidak hanya untuk perilaku tertentu saja, melainkan perilaku apa saja yang berkaitan dengan kebutuhan dasar yang diinginkan seseorang. Dorongan-dorongan tersebut dapat muncul dari dalam diri orang tersebut atau dapat dirangsang dari luar.
Hal-hal yang dapat mendukung minat baca masyarakat yang dapat dilakukan perpustakaan adalah dengan menperbanyak koleksi bahan pustaka. Sedang Yusuf (1996) membagi dalam empat prinsip pemilihan koleksi yang efisien dan efektif, yaitu: 1) prinsip relevansi, yakni bahan pustaka yang dipilih hendaknya relevan dengan tujuan perpustakaan. 2) prinsip individualisme, artinya bahan pustaka berorientasi pada minat dan kebutuhan pemakai. 3) prinsip kelengkapan, maksudnya bahan pustaka diupayakan agar selalu lengkap. 4) prinsip kemutakhiran, yaitu bahan pustaka yang dipilih harus berisi informasi yang mutakhir. Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan  promosi perpustakaan kepada masyarakat luas dan peningkatan kualitas pelayaanan perpustakaan.
Sebenarnya secara sadar atau tidak, pustakawan sudah melakukan kegiatan promosi, akan tetapi kegiatan yang mereka lakukan kebanyakan tidak terencana, karena memang kegiatan ini bukan tujuan utama mereka. Seperti halnya melakukan pameran buku baru, peningkatan kualitas layanan, penampilan citra perpustakaan merupakan aspek-aspek kegiatan promosi yang sudah diterapkan di perpustakaan, meskipun dilakukan secara tidak sadar tadi.

5.    Penutup
Jadi,  peran suatu lembaga perpustakaan untuk meningkatkan minat baca masyarakat adalah dengan jalan meningkatkan kualitas pelayanan, jumlah koleksi buku, melakukan promosi-promosi ke masyarakat baik di desa maupun di sekolah-sekolah. Sehingga tujuan pendidikan nasional dalam menciptakan manusia pembangunan dapat segera terwujud bahkan usaha mencerdaskan kehidupan bangsa akan membuahkan hasil serta dapat diandalkan. Selain itu untuk meningkatkan kualitas layanan bagi para pembaca, tidak kalah pentingnya adalah peran pustakawan, dalam menyusun administrasi pelayanan, menyusun akatalog, mengorganisasikan sistem pelayanan maupun koleksi buku, menerapkan prinsip pelayanan yang ramah, membangun jaringan kepustakaan, mengadakan sosialisasi dan perpustakaan keliling.
Dalam upaya meningkatkan sistem layanan perpustakaan dan arsip Daerah Kabupaten Buleleng, perlu diadakan peningkatan jumlah tenaga kepustakaan, perlu adanya pelatihan-pelatihan agar tenaga kepustakaan memiliki ketrampilan yang meningkat utamanya terkait dengan pengembangan perpustakaan melalui jaringan internet, serta pengembangan kepustakaan melalui E-book maupun system perpustakaan berbasis IT.

Daftar Pustaka

Kridalaksana, Harimurti, 2008. Kamus Linguistik. Gramedia. Jakarta
Moenir, 2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Nurhadi, Imam, 1988. Pembinaan Minat, Kebiasaan dan Budaya Baca. Perpustakaan Nasional RI. Jakarta
Soetminah. 1992. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Kanisius. Yogyakarta:
Sudarman, Sri, dkk. 1997. Bahan Ajar Membaca dan Pengajarannya.Malang: IKIP Malang      Bekerjasama dengan Bagian Proyek Peningkatan SLTP Swasta Kanwil Depdikbud Prop. Jatim
Sulistyo, Basuki, 1991. Pengertian, Peran dan Fungsi Perpustakaan. Warintex: Jakarta.
Sutarno NS, 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Sagung Seto. Bogor
Yusuf, Taslimah. 1996. Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Umum. – Cet. 1. Universitas Terbuka. Jakarta


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar