Oleh: Komang Mila
Ariadi & Luh Widiartini
(Locus Majalah Ilmiah
Fisip Vol 2 No. 1- Agustus 2013, hal 31-43)
Abstrak
Suatu organisasi ataupun instansi tertentu
memerlukan sumberdaya manusia yang handal dan berkualitas. Sebagai unsur pembentuk organisasi yang
utama
adalah Man, yang dalam hal ini adalah orang-orang yang ada dalam organisasi itu. Man adalah orang-orang yang tugasnya membuat
organisasi itu hidup dan berkembang. Orang yang punya peranan paling utama agar
organisasi itu berjalan adalah pimpinan dengan segala gaya
kepemimpinan yang
diterapkan dalam memimpin organisasi. Gaya kepemimpinan sangat besar
pengaruhnya terhadap eksistensi dan dinamika dalam suatu organisasi.
Bagaimana pemimpin dalam melakukan perencanaan, mengorganisasikan, menggerakkan
dan melakukan pengawasan serta evaluasi terhadap setiap kegiatan yang ada.
Kepemimpinan yang baik dan optimal akan membawa perubahan
yang terbaik dalam organisasi, demi pencapaian tujuan dan membentuk suatu
organisasi yang berkualitas.
Kata
kunci
: Kepemimpinan, gaya kepemimpinan dan organisasi.
Pendahuluan
Organisasi
adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah
pengarahan manajer/pimpinan mengejar tujuan bersama. Suatu organisasi baik
pemerintah maupun swasta membutuhkan adanya pemimpin dan kepemimpinannya dalam
membangun organisasi. Pemimpin dengan segala bentuk kepemimpinannya memainkan
peran yang sangat besar dalam rangka pencapaian tujuan suatu organisasi. Dengan demikian pemimpin harus memiliki kemampuan dan
ketrampilan dalam mengelola organisasinya. Menurut Stephen
Murphy, (dalam Conger & Riggio, 2007) menyoroti campuran kemampuan “technical, organizational, and strategic
skills required to lead the development of innovative
new products and services”., (teknis organisasi, dan keterampilan strategis yang
diperlukan untuk memimpin pengembangan
baru yang inovatif dalam pengelolaan produk dan jasa).
Disamping itu perilaku yang
dapat dipegaruhi oleh posisi seorang pemimpin yang membentuk gaya kepemimpinan
sangat berpengaruh pada perubahan dan kemajuan organisasi. Seperti apa yang
diungkapkan, Van Wart & Wang (dalam Tikhomirov, 2008: 1169) yang
menyebutkan bahwa “the behavior of
individual leaders, but also of a collective of individuals in leadership
positions”. Ada berbagai jenis gaya kepemimpinan
yang bisa diterapkan dalam suatu organisasi. Pilihan gaya kepemimpinan yang
diterapkan oleh pemimpin tergantung dari pemimpin itu sendiri. Gaya
kepemimpinan sangat besar pengaruhnya terhadap eksistensi dan dinamika dalam
suatu organisasi. Maju mundurnya suatu organisasi dipengaruhi oleh kepemimpinan
yang diterapkan oleh pemimpin dalam suatu organisasi. Tanpa adanya kepemimpinan
yang handal dan berkomitmen terhadap pencapaian tujuan organisasi maka dapat
dibayangkan apa yang terjadi pada organisasi tersebut.
Dalam setiap
organisasi, mereka pasti memiliki tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai.
Tujuan organisasi satu dengan organisasi yang lainnya pasti memiliki perbedaan.
Akan tetapi pastinya semua pemimpin dalam organisasi menginginkan yang terbaik
untuk organisasinya yaitu sebuah organisasi yang maju, berkembang dan
berkualitas. Semakin besar tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi, maka semakin besar pula potensi kepemimpinan yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin. Maka dari itu, dalam organisasi pemimpin harus benar-benar
memperhatikan gaya kepemimpinan yang mereka terapkan dalam organisasi yang
mereka pimpin. Pemimpin harus peka terhadap segala situasi dan kondisi yang
ada. Peka dalam artian, mereka harus bisa mencapai tujuan organisasi dengan
gaya kepemimpinannya.
Definisi
Kepemimpinan
Definisi
tentang kepemimpinan sangat bervariasi. Banyak
orang mencoba memberikan definisi tentang kepemimpinan. Menurut
Kartono ( 2003:39), beliau menyatakan bahwa ada tiga unsur yang tidak dapat
dihilangkan jika berbicara kepemimpinan yaitu : 1. Kepemimpinan, berarti
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, 2. Kepemimpinan
berarti mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain, 3. Kepemimpinan
berarti upaya untuk mencapai tujuan pemimpin. Jadi kepemimpinan adalah proses kemampuan yang efektif dalam
mempengaruhi komunikasi dan kerjasama Tim seperti berikut ini, “leadership is a process, an effectiveness
which creates and communicates the team in an organization” (Kiyak, et all, 2011: 1522) Pengertian itu
mengandung makna bahwa, kepemimpinan terdiri dari dua aspek penting yaitu : 1.
Adanya usaha dari pemimpin untuk mempengaruhi orang lain, 2. Tujuan-tujuan
pokok yang ingin dicapai. Menurut pendapat Thoha ( 2001:5 ) menyatakan
kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya bisa di
arahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan hal itu maka,
keberhasilan suatu pencapaian tujuan atau pekerjaan sangat dipengaruhi oleh
kemampuan dan kualitas seorang pemimpin dalam memimpin suatu organisasi.
Menurut Karyadi (1983:60) tugas pokok seorang pemimpin adalah menghantarkan,
mengetahui, mempelopori, memberi petunjuk,
mendidik, membimbing dan lainnya yang secara singkat dapat dikatakan
mempengaruhi mereka yang dipimpin sedemikian rupa, sehingga mereka bersedia mengikuti
kehendak pemimpin untuk bekerja dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai
segala tujuan yang dicita-citakan.
Fungsi
Kepemimpinan
Aspek pendekatan
prilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dan
kelompoknya. Menurut Rival
(2004:53), agar kelompok itu berjalan dengan efektif, maka secara operasional
seorang pemimpin harus menjalankan lima fungsi pokok kepemimpinan yaitu :
1. Fungsi
Instruksi
Fungsi
ini bersifat satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang
menentukan apa, bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar
keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif
memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau
melaksanakan perintah.
2. FungsiKonsultasi
Fungsi
ini bersifat dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali
memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan
orang-orang yang dipimpinnya
yang dinilai mempunyai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan suatu
keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang
dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam
pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan
balik (feed back) untuk memperbaiki
dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan
pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga
kepemimpinan berlangsung efektif.
3. Fungsi
Partisipasi
Dalam
menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Partisipasi bukan berarti bebas berbuat semaunya, tetapi
dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak
mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam
fungsi sebagai pemimpin dan
bukan sebagai pelaksana.
4. Fungsi
Delegasi
Fungsi
ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan
keputusan, baik
melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi
pada dasarnya berarti kepercayaan orang-orang penerima delegasi itu harus yakin
merupakan pembantu pimpinan yang memiliki kemampuan prinsip, persepsi dan aspirasi.
5. Fungsi
Pengendalian
Fungsi
pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/efektif mampu mengatur
aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian
dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan
pengawasan.
Tipe/Gaya
Kepemimpinan
Menurut Kartono
(2003:69), ada 8 tipe/gaya kepemimpinan yaitu :
1. Tipe
Kharismatis; Pemimpin kharismatis ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan
berwibawa.
2. Tipe
Paternalistis, yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat antara
lain sebagai berikut :
a. Dia menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
b. Dia bersikap terlalu melindungi
c. Jarang dia memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
d. Dia hampir-hampir
tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
e.
Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikutnya dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya
kreativitas mereka sendiri.
f. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3.
Tipe Militeristis. Adapun
sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara lain :
a. Lebih
banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap bawahannya, keras, sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang
bijaksana.
b.
Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahannya.
c. Sangat
menyenangi formalitas, upacara-upacara
ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan.
d. Tidak menghendaki saran, usul, sugesti
dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
e.
Komunikasi hanya berjalan satu arah saja.
4.
Tipe Otokratis, kepemimpinan
otokratis itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus
dipenuhi.
5. Tipe Laissez Faire dimana pada
tipe kepemimpinan ini pemimpin membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat
semaunya sendiri.
6. Tipe
Populistis. Pada tipe kepemimpinan ini berpegang teguh pada nilai masyarakat
yang tradisional dan kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan
hutang-hutang luar negeri.
7. Tipe
Administratif dan Eksekutif. Kepemimpinan tipe ini adalah kepemimpinan yang
mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Para
pemimpinnya terdiri dari demokrat dan administratur.
8. Tipe
Demokratis. Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efesien kepada para pengikutnya. Kekuatan kepemimpinan ini
terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Menentukan
tipe/gaya kepemimpinan yang ideal untuk diterapkan dalam suatu organisasi
adalah sebuah pilihan yang sulit bagi seorang pemimpin. Dimana pilihan itu
nantinya akan menentukan maju dan tidaknya suatu organisasi. Dari sekian banyak
gaya kepemimpinan yang ada, pemimpin harus memilih yang mana yang akan
diaplikasikan dalam organisasinya. Salah memilih gaya kepemimpinan dalam
memimpin organisasi maka akan berdampak bagi kelangsungan organisasi itu
nantinya, baik dari segi pencapaian tujuan dan lainnya. Kepemimpinan yang
handal dan berkomitmen akan menciptakan organisasi yang maju dan berkualitas.
Syarat
Kepemimpinan
Menurut Kartono
( 2003:68 ), Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan itu harus selalu
dikaitkan dengan tiga hal penting yaitu :
1.
Kekuasaan
Adalah
kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pimpinan guna
mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
2. Kewibawaan
Adalah
kelebihan, keunggulan, sehingga orang tersebut patuh kepada pemimpin dan
bersedia untuk melakukan perbuatan tertentu.
3. Kemampuan
Adalah
segala daya, kesanggupan, kekuatan, dan kecakapan atau keterampilan teknis
ataupun sosial yang sanggup melebihi dari kemampuan anggota biasa.
Kepemimpinan
dalam organisasi
Organisasi
merupakan suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin
dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara
efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut
pendapat Stoner dalam Racham ( 2010 ), mengatakan bahwa organisasi adalah suatu
pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan
atasan/manajer untuk mengejar tujuan bersama
ataupun tujuan khusus organisasi, “leading
followers toward some specific goal” (Taylor, et all. 2011: 183). Dalam organisasi,
kepemimpinan adalah tentang kepercayaan diri dan pengambilan keputusan.
Ada beberapa
sikap yang layak harus dilakukan oleh seorang calon pemimpin jika ingin menjadi
pemimpin dalam organisasi. Beberapa sikap kepemimpinan dalam organisasi yang
baik sebagai berikut :
1. Tindakan
kepemimpinan yang efektif
Adalah penting bagi
seorang pemimpin untuk dapat dipercaya dan memiliki karakter yang kuat. Seorang
pemimpin harus mampu memimpin para pengikutnya. Kepemimpinan dalam organisasi
yang efektif “development of effective
leaders” (Judge & Bono dalam Jia Hu, et all, 2011), harus
melibatkan dan membimbing para
pengikutnya ke arah yang benar, membantu mereka mencapai tujuan yang
diharapkan. Kata-kata dalam kepemimpinan organisasi akan efektif jika disertai
dengan tindakan. Jadi dalam organisasi, seorang pemimpin harus menjadi teladan
bagi para pengikutnya melalui kehidupan dan tindakannya sendiri. Adapun
strategi kepemimpinan yang efektif diantaranya :
a. Mengetahui
keadaan anak buah
Untuk menjadi seorang
pemimpin yang baik, anda harus mengetahui keadaan anak buah. Pemimpin harus
membuat pilihan, memberikan tanggung jawab dan memilih orang-orang yang layak
untuk mengimplementasikan keputusan pemimpin. Memahami potensi anak buah anda
adalah penting bagi pelaksanaan kerja yang tepat. Membuat pilihan yang adil dan
tepat pada waktu yang tepat adalah ciri yang baik untuk kepemimpinan dalam
organisasi.
b. Menghargai
orang lain
Seorang pemimpin harus
ingat bahwa dia memimpin orang banyak dan orang-orang inilah yang nantinya akan
membuatnya menjadi seorang pemimpin dan mengikutinya. Hal ini tidak akan adil
jika pemimpin tidak memperhatikan mereka, apa yang mereka inginkan. Para
pengikut/bawahan memiliki harapan dari pimpinan mereka. Untuk menjadi pemimpin
yang baik, pemimpin perlu pemahaman dan perhatian dengan orang-orang di bawah.
Pemimpin perlu untuk membantu mereka memerangi kelemahan mereka, memuji mereka
dan membawa mereka bersama di jalan kesuksesan.
2. Menjadi
Antusias
Seorang pemimpin
organisasi yang antusias adalah pemimpin
yang baik. Tujuannya adalah memotivasi pengikutnya untuk bekerja dan
merealisasikan rencana. Keterampilan kepemimpinan dalam organisasi sangat
mendorong para pengikutnya untuk mengambil upaya menuju tujuan yang diharapkan
dalam organisasi. Seorang pemimpin yang antusias dan berpikiran terbuka akan
lebih didekati oleh para pengikutnya.
3. Menjadi
percaya diri
Kepercayaan diri adalah
penentu kunci dari kepemimpinan dalam organisasi. Tanpa kepercayaan diri,
seorang pemimpin tidak bisa mengharapkan orang lain untuk mengikutinya.
Kepercayaan diri yang dimiliki seorang pemimpin dalam dirinya, diterjemahkan ke
dalam tindakan untuk mengambil keputusan yang tepat dan tindakan yang efektif.
4. Sikap
tenang
Mampu bersikap tenang
dalam setiap situasi adalah bagian penting dari menjadi seorang pemimpin yang
baik. Rasa tenang membantu dalam mengambil keputusan yang tepat. Dalam situasi
apapun pemimpin tidak boleh kehilangan ketenangan karena hal itu akan
mengganggu proses pengambilan keputusan organisasi dan berpengaruh pada tujuan
organisasi.
Penutup
Berdasarkan permasalahan dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
dalam organisasi itu penting adanya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan organisasi akan kembali pada bagaimana kepemimpinan dalam
organisasi itu sendiri. Gaya kepemimpinan sangat besar pengaruhnya terhadap
eksistensi dan dinamika dalam suatu organisasi. Semakin tinggi kedudukan
seorang pemimpin dalam suatu organisasi, maka semakin dituntut kemampuannya baik secara konseptual maupun ketrampilannya dalam memimpin organisasi.
Bagaimana pemimpin dalam melakukan perencanaan, mengorganisasikan, menggerakkan
dan melakukan pengawasan serta evaluasi terhadap setiap kegiatan yang ada.
Kepemimpinan yang baik dan optimal akan membuat organisasi maju dan berkembang
demi pencapaian tujuan dan membentuk suatu organisasi yang berkualitas.
Saran yang bisa
disampaikan : Kepemimpinan tidak harus terpaku
terhadap apa yang sudah ditentukan, akan tetapi kunci keberhasilan seorang
pemimpin hanya dengan menjaga kepercayaan para pengikutnya/bawahannya dan
menggunakan kekuasaan yang diperolehnya dengan sebenar-benarnya. Jadi bagi
mereka yang menginginkan menjadi seorang pemimpin dalam organisasi, hendaknya
harus menggunakan hati dan memiliki pemahaman konseptual yang tinggi, sehingga
mampu memajukan dan mengembangkan organisasi yang dipimpinnya.
Daftar
Pustaka
Conger, Jay A. And Ronald E. Riggio, 2007.The Practice of Leadership Developing
the Next Generation of Leaders 7 by Jossey-Bass Inc., Publishers, 350
Sansome Street, San Francisco, California 94104
Jia Hu, at all, 2011. “Transformational Leadership And Organizational Citizenship Behaviors:
Looking At The Role Of Both Leaders’ And Followers’ Core Self-Evaluation. In 10.5464.AMBPP.2011.29.a
Kartono, Kartini. 2003. Pemimpin
dan Kepemimpinan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Kıyak,
Mithat Tuba Bozaykut , Pınar Güngör
& Esra Aktas, 2011. “Strategic
Leadership Styles and Organizational Financial Performance: A Qualitative Study
on Private Hospitals”. In Procedia Social and Behavioral Sciences 24
(2011) 1521–1529
Rachman, Abdul talib. 2010 . Pengembangan
Organisasi : “Enterpreneur Mendalami Faktor Kunci Organisasi dalam Strategi
Daur Hidup Organisasi” http://organisasiator.wordpress.com/
Rival, Veithzal. 2004. Kepemimpinan
dalam Prilaku Organisasi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Taylor,
Heather Getha. 2011. “Focusing the
Public Leadership Lens: Research Propositions and Questions in the Minnowbrook
Tradition”. In JPART 21 (183-197) Published
by Oxford University Press on behalf of the Journal of Public Administration
Research and Theory.
Tikhomirov, Aleksey , 2008. Comments
on the article by Tracey Trottier, Montgomery Van Wart, and XiaoHu Wang,
“Examining the Nature and Signifi cance of Leadership in Government
Organizations,” PAR 68(2). Public
Administration Review
Thoha,
Mifta. 2001. Kepemimpinan dalam Manajemen,
Jakarta : PT Grafindo Persada
Wedaran.
2013. “Kepemimpinan dalam organisasi
untuk mencapai tujuan” htpp://www.wedaran.com/5372/
tukang copas bajingan keparat
BalasHapus