Oleh
Kayan Mahendra Yudha Astika Putra
Gede Sandiasa & I Nyoman Sukraaliawan
Staf Pengajar FISIP Universitas Panji Sakti
Staf Pengajar FISIP Universitas Panji Sakti
(Locus Majalah Ilmiah
Fisip Vol 2 No. 1- Agustus 2013, hal 75-85)
Semenjak bergulirnya gelombang reformasi, otonomi daerah
menjadi salah satu topik yang banyak dibicarakan, otonomi daerah menjadi wacana
diberbagai kalangan. Kondisi ini juga
banyak berpengaruh pada organisasi pemerintah yang banyak berbenah dalam
memasuki era otonomi dan penataan organisasi pemerintahan daerah. Penelitian ini dilakukan pada salah satu
organisasi pemerintah yang melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat. Adapun
beberapa dari tujuan penelitian ini adalah (1)
untuk menganalisis motivasi terhadap semangat kerja pegawai ; (2)
menteahui pengaruh konflik terhadap
semangat kerja ; dan (3) mengetahui
pengaruh motivasi dan konflik terhadap semangat kerja. Penelitian dilakukan di
Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng yang terletak di Jalan Raya Sangsit Desa
Kloncing, Singaraja Bali. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan kuesioner
yang mengungkap data tentang motivasi, konflik dan semangat kerja pegawai di Puskesmas
Sawan I Kabupaten Buleleng. Data hasil kuesioner diukur dengan menggunakan
skala lima, dilanjutkan dengan pengolahan data menggunakan Program SPSS. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa (1) motivasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap semangat kerja pegawai pada Puskesmas Sawan I Kabupaten
Buleleng; (2) Konflik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap semangat
kerja pegawai pada Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng, dan (3) secara
simultan motivasi dan konflik berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai pada
Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng. Pimpinan
Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng
sebaiknya tetap meningkatkan motivasi pegawai dengan tetap memperhatikan
kebutuhan pegawai, pimpinan hendaknya bersikap komunikatif dan aktif meminta pendapat
dari berbagai pihak melalui diskusi guna menghindari terjadinya konflik,
pimpinan hendaknya tetap melakukan kombinasi dan pengendalian konflik secara
bersama untuk meningkatkan semangat kerja pegawai.
Kata Kunci : Motivasi, Konflik, dan Semangat Kerja.
Pendahuluan
Organisasi sebagai suatu sistem terdiri dari komponen
yang saling berkaitan atau saling tergantung satu sama lain dan dalam proses
kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Subsistem yang saling tergantung itu adalah
tujuan dan nilai-nilai, teknikal, manajerial, psikososial, dan subsistem struktur. Dalam
proses interaksi antara suatu sub-sistem dengan sub-sistem lainnya tidak ada
jaminan akan selalu terjadi kesesuaian atau kecocokan antara individu
pelaksananya. Setiap saat ketegangan dapat saja muncul, baik antar individu maupun antar
kelompok dalam organisasi. Dalam organisasi dibutuhkan suatu motivasi agar
dalam melaksanakan kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan tidak terdapat
permasalahan yang nantinya menimbulkan ketidak cocokan antar pegawai satu
dengan yang lainya.
Motivasi ialah mengajak pegawai mengikuti kemauan untuk menyelesaikan
tugas. Menurut Makmur, motivasi dianggap sebagai penggerakan bawahan, dalam
pemahaman bahwa penggerakan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dengan
dilandasi pemikiran-pemikiran tepat dan cepat yang dilakukan oleh berbagai
tingkatan kepemimpinan dalam rangka meningkatkan atau menciptakan kemauan para
bawahan untuk memahami pekerjaan, tugas dan tanggungjawab yang telah
dipercayakan kepadanya sesuai dengan rencana sebelumnya (Makmur, 2009). Pegawai
merasa termotivasi apabila merasa tindakannya mengarah pada pencapaian tujuan
dan imbalan berharga yang akan memuaskan kebutuhan mereka. Pegawai yang bermotivasi sangat mengerti
tujuan tindakan mereka dan meyakini akan mencapai tujuan tersebut. Pegawai akan termotivasi dengan sendirinya
sepanjang menuju ke tujuan yang ingin dicapai, hal inilah bentuk motivasi
paling baik (Sunarto,2005:13).
Masalah yang menyangkut pada diri pegawai sering mengakibatkan timbulnya
konflik dalam bidang pekerjaan, apalagi pribadi pegawai itu tidak kokoh, dapat
berakibat pada mudahnya terpengaruh oleh hal-hal yang mestinya bisa dihindari
dan berakibat patal, baik secara probadi maupun kelembagaan. Menyikapi
permasalahan yang menyebabkan timbulnya konfik adalah keinginan memperoleh
pengakuan, penghargaan, dan status sosial yang baik apakah akan menimbulkan
semangat dalam memacu semangat kerja dan perbaikan kerja seorang pegawai
pemerintahan ataukah malah sebaliknya sebuah konflik akan menimbulkan sebuah
pertentangan dan rusaknya hubungan komunikasi kerja antar pegawai.
Pegawai merupakan salah satu aset yang sangat penting
dalam pemerintahan, karena merekalah yang menghasilkan pekerjaan. Pegawai bukan
hanya sebagai objek yang harus selalu mendapat perhatian dan perlindungan dari
pemerintah tetapi juga pegawai sekaligus sebagai subjek yang menentukan
berkualitas atau tidaknya pelayanan pemerintah terhadap masyarakat, serta
bersemangat atau tidaknya pelayanan tersebut. Menurut
Sinambela (2011), bahwa kualitas harus dikembangkan sejak awal proses agar
dapat menghemat dana, waktu, daya dan memperkecil tingkat absensi.
Terkait dengan semangat kerja yang terjadi di Puskesmas
Sawan I dimana tingkat absensi pada saat rapat dalam tahun 2012 cenderung
mengalami penurunan dari setiap kehadiran pada saat
rapat, diketahui dari tingkat kehadiran peserta dari 40 orang di
jelaskan sebagai berikut. Dalam satu
tahun Puskesmas Sawan I mengadakan enam kali rapat dengan berbagai agenda rapat
yang dibahas. Pada pertemuan pertama jumlah peserta rapat 23 Orang (57,5%),
pertemuan kedua jumlah peserta rapat 33 Orang (82,5%), pertemuan ketiga jumlah peserta rapat 26
Orang (65%), pertemuan keempat jumlah peserta rapat 18 Orang (45%), pertemuan kelima 24 Orang (60%), pertemuan keenam 13 Orang (32,5%).
Dari
masalah inilah peneliti tertarik untuk dapat melakukan penelitian yang
mengenai motivasi, konflik kerja apakah berhubungn dengan semangat kerja
yang akan dicapai dan tingkat kehadiran pegawai. Berdasarkan
latar belakang masalah dan identifikasi masalah, penulis merumuskan masalah
penelitian 1) Bagaimana
pengaruh Motivasi terhadap Semangat Kerja
Pegawai pada Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng. 2) Bagaimana pengaruh Konflik terhadap Semangat Kerja
Pegawai pada Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng. 3) Bagaimana pengaruh Motivasi dan Konflik terhadap Semangat Kerja Pegawai
pada Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng.
Metodelogi Penelitian
Dalam penelitian
ini tehnik yang digunakan adalah tehnik analisis kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif yaitu menganalisis keterangan-keterangan berupa
pertanyaan-pertanyaan yang kuantitatif yang juga
di dukung dengan analisis kualitatif dikemukakan oleh sumber yang
bersangkutan, berhubungan dengan
penelitian ini. Analisis kuantitatif menggunakan analisis regresi tunggal dan
analisis regresi linier berganda,
analisis determinasi determinasi (R2), uji T-test, uji F-test
Hasil dan Pembahasan
Analisis korelasi
berganda diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,779 sesuai Tabel 1, ternyata ada pada
interval 0,66-0,799 dengan katagori kuat.
besarnya kontribusi motivasi dan
konflik terhadap semangat kerja pegawai dalam bentuk presentase. Diperoleh nilai sebesar 60,6%, hal ini
berarti motivasi dan konflik memiliki kotribusi terhadap semangat kerja pegawai
pada Puskesmas Sawan I
Tabel
1
Koefisien
Korelasi Berganda dan Determinasi (Model
Summary)
Model Summaryb
|
|||||||
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the
Estimate
|
Durbin-Watson
|
||
1
|
.779a
|
.606
|
.585
|
4.15571
|
2.052
|
||
a.
Predictors: (constant), konflik,
motivasi
|
|||||||
b.
Dependent variable: semangat kerja
|
|||||||
Analisis
regresi tunggal analisis ini dilakukan untuk mengetahui bentuk hubungan atau
pengaruh Motivasi (X1), terhadap Semangat Kerja Pegawai (Y) Ŷ =
11,674 + 0,344 X1
Tabel
2
Hasil
Analisis Regresi Tunggal Pengaruh Motivasi terhadap Semangat Kerja Pegawai Pada
Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
11.674
|
4.318
|
2.703
|
.010
|
|
Motivasi
|
.344
|
.061
|
.675
|
5.641
|
.000
|
|
a. Dependent
Variable: semangat kerja
|
Pengaruh
Konflik (X2), terhadap Semangat Kerja Pegawai (Y) Ŷ = 51,690 – 0,486 X2
Tabel
3
Hasil
Analisis Regresi Berganda Pengaruh Konflik terhadap Semangat Kerja Pegawai Pada
Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
51.690
|
3.224
|
16.033
|
.000
|
|
Konflik
|
-.486
|
.095
|
-.640
|
-5.133
|
.000
|
|
a. Dependent
Variable: semangat kerja
|
Analisis regresi
berganda dilakukan untuk mengetahui bentuk hubungan atau pengaruh Motivasi (X1),
Konflik (X2), terhadap Semangat Kerja Pegawai (Y) pada Puskesmas
Sawan I Kabupaten Buleleng. Hasil
analisis regresi berganda dengan persamaan regresi linier berganda, Ŷ = 28,975
+ 0,251X1 – 0,326X2 tampak pada Tabel 4.
Tabel
4
Hasil Analisis Regresi
Berganda Pengaruh Motivasi Konflik terhadap Semangat Kerja Pegawai Pada
Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
28.975
|
5.917
|
4.897
|
.000
|
|
Motivasi
|
.251
|
.058
|
.491
|
4.301
|
.000
|
|
Konflik
|
-.326
|
.087
|
-.429
|
-3.762
|
.001
|
|
a.
Dependent Variable: semangat kerja
|
Analisis
T-test untuk mengetahui significant tidaknya
hubungan antar variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan
menggunakan uji probabilitas. Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai t hitung
sebesar 4,301
lebih besar dari 2,024, maka H0 ditolak berarti ada pengaruh yang
signifikan antara variabel motivasi (X1) dengan semangat kerja (Y).
Untuk variabel konflik (X2) nilai t hitung sebesar -3,762 lebih
kecil dari -2,024, maka H0 ditolak berarti ada pengaruh yang
signifikan antara variabel konflik dengan semangat kerja.
Analisis
F-test untuk mengetahui significant
tidaknya pengaruh antara variabel X1,X2 terhadap semangat
kerja (Y) pada model persamaan regresi, Y = 28,975+0,251X1-0,326X2
, maka dilakukan pengujian secara simultan dengan uji F, diperoleh
nilai F hitung 28,492 lebih besar dari 3,25,
maka H0 ditolak berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel
motivasi dan konflik dengan semangat kerja.
Tabel
5
ANOVAb
|
|||||||
Model
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
||
1
|
Regression
|
984.113
|
2
|
492.056
|
28.492
|
.000a
|
|
Residual
|
638.987
|
37
|
17.270
|
||||
Total
|
1623.100
|
39
|
|||||
a.
Predictors: (Constant), Konflik,
Motivasi
|
|||||||
b.
Dependent Variable: Semangat Kerja
|
|||||||
Analisis
kualitatif, berdasarkan hasil analisis korelasi berganda diperoleh koefisien
korelasi sebesar 0,779 yang berarti ada hubungan yang kuat antara variabel
motivasi dan konflik terhadap semangat kerja. Hal ini berarti ada keterkaitan yang kuat antara motivasi yang
dimiliki oleh pegawai (motivasi instrinsik) dan motivasi yang diberikan oleh
pihak pimpinan (motivasi ekstrinsik) terhadap semangat pegawai pada Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng.
Juga dapat dijelaskan bahwa semangat kerja pegawai memiliki hubungan yang erat
dengan tingkat konflik yang terjadi, karena suasana kerja yang harmonislah yang
diharapkan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing pegawai.
Hasil
analisis regresi diketahui ternyata motivasi mempunyai pengaruh yang positif
(searah) dan konflik mempunyai pengaruh yang negatif (terbalik) terhadap
semangat kerja. Hal ini berarti bila
ingin meningkatkan semangat kerja pegawai dari sisi motivasi dapat dilakukan
dengan meningkatkan motivasi. Motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik. Dan
bila ingin meningkatkan semangat kerja pegawai dari sisi konflik, maka dapat
dilakukan dengan menurunkan tingkat konflik antar pegawai, ciptakan suasana
kerja yang harmonis, rasa kebersamaan dan kerjasama antar pegawai.
Secara
keseluruhan variabel motivasi dan konflik sudah memberikan kontribusi terhadap
perubahan semangat kerja mencapai 60,6% (determinasi) yang berarti masih bisa
ditingkatkan, atau ada variabel lain yang berpengaruh dan tidak diteliti dalam
penelitian ini. Hal ini dapat dimengerti
karena adanya pegawai yang menilai bahwa konflik masih dirasakan ada, sehingga
ada peluang untuk meningkatkan semangat dari sisi penurunan konflik
tersebut. Demikian juga halnya motivasi
yang diberikan oleh pihak pimpinan belum dirasakan optimal, serta motivasi
instrinsik belum tumbuh, juga masih memberikan peluang untuk meningkatkan
semangat kerja pegawai.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan pada serta mengacu pokok permasalahan, maka
dapat disimpulkan: 1) motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
semangat kerja pegawai pada Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng. Infomasi ini memberikan keterangan bahwa
variabel motivasi memberikan pengaruh yang searah terhadap semangat kerja
pegawai; 2) Konflik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap semangat kerja
pegawai pada Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng. Informasi ini memberikan keterangan bahwa
variabel konflik memberikan pengaruh terbalik terhadap semangat kerja
pegawai; 3) Secara simultan motivasi dan
konflik berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai pada Puskesmas Sawan I
Kabupaten Buleleng. Dari simpulan di atas untuk mengantisipasi hal-hal tersebut
dan untuk mencapai maksud dan tujuan peningkatan semangat kerja pegawai pada
Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng, maka disarankan; 1) Kepala Puskesmas Sawan
I Kabupaten Buleleng senantiasa meningkatkan motivasi pegawai dengan cara
meningkatkan rasa berprestasi pegawai dan kebutuhan pegawai berupa tunjangan
kesehatan maupun penghargaan kepada para pegawai karena diketahui kedua faktor
tersebut paling banyak mendukung munculnya motivasi baru; 2) Oleh sebab konflik
secara vertikal lebih banyak terjadi pada Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng,
pimpinan hendaknya bersikap komunikatif dalam arti pimpinan harus aktif meminta
pendapat dari berbagai pihak melalui diskusi yang memperhatikan kepentingan
sepihak, termasuk pada bawahan tentunya guna menghindari terjadinya konflik
disfungsional; 3) Oleh sebab konflik berpengaruh positif dan signifikan
terhadap semangat kerja pegawai pada Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng
hendaknya mendisain kompetisi positif dalam arti menciptakan suasana kompetisi
yang sehat di antara unit-unit kerja maupun pada bwahannya langsung ke arah
peningkatan performance organisasi;
4) Berhubung terdapat pengaruh yang kuat antara motivasi dan konflik dengan
semangat kerja pegawai pada Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng agar tetap
melakukan kombinasi motivasi dan konflik secara bersama-sama untuk meningkatkan
semangat kerja pegawai.
Daftar Pustaka
Agung,Wahyu.2010, Panduan
SPSS 16.0,Penerbit Garailmu,Bangutapan
Jogjakarta
Gorda,
I Gusti Ngurah. 1994, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Widya Kriya Gematama,
Denpasar.
Hasibuan 2007. Peningkatan Prestasi Kerja Pegawai.
Ike Kusdyah Rachmawati. 2004. Manajemen
(Konsep-konsep dasar dan Pengantar Teori).
Penerbit Universitas Muhammadyah Malang Prees Malang.
Iqbal Hasan 2005. Pokok-pokok Materi Statistik 2.(Statistik
Inferensif) Penerbit PT Bumi Aksara.Jakarta.
Kusnadi, H dan Bambang Wahyudi. 2001. Teori dan Manajemen Konflik (tradisional, kontemporer & islam).
Penerbit Taroda. Malang.
Mangkunegara 2007. Prestasi kerja dan Penerapannya.
Penerbit Graha Ilmu Yogyakarta
Makmur,
H, 2009. Teori Manajemen Strategik dalam
Pemerintahan dan Pembangunan. PT Refika Aditama, Bandung
Martoyo, Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi
Keempat. Cetakan Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Nirmam, Umar. 1999. Perilaku Organisasi. Edisi revisi. Penerbit CV Citra Media
Surabaya.
Niti Semito Alex S. 2000. Manajemen Pariwisata (MSDM). PENERBIT
Ghalia. Jakarta.
Sunarto. 2005. Manajemen Karyawan. Penerbit Amus. Yogyakarta.
Sinambela, Lijan Poltak, 2011. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan Implementasi. Bumi Aksara, Jakarta
Taufiq. 1997. Regresi Dan Kolerasi. Penerbit Nur Cahaya. Yogyakarta.
Tohardi. Ahmad. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit
Mandar Maju
Puskesmas Sawan I Kabupaten
Buleleng Jalan Raya Sangsit Desa Kloncing Kabupaten Buleleng
Rasmen Adi. Nyoman, 2008, SPSS 16. Penerbit Universitas Pendidikan
Nasional Denpasar Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar