Oleh :Wayan
Sudiastika1 dan Dewa Made Joni Ardana2
(Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 4 No. 1- Agustus 2015,
hal 43-55)
Abstrak
Partisipasi aktif dan
pemberdayaan masyarakat menjadi komponen penting dalam suksesnya pembangunan.
Memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat untuk melibatkan dirinya
secara aktif dalam setiap proses pembangunan menjadi kunci keberhasilan
pembangunan itu sendiri. Pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Dalam
beberapa situasi, strategi pemberdayaan juga dapat dilakukan secara individual,
meskipun pada gilirannya strategi itu pun tetap berkaitan dengan kolektivitas.
Dalam pelaksanaannya, proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan dapat dilakukan
melalui pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5P, yaitu :
Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan, Penyokongan, dan Pemeliharaan. Dalam
konteks pembangunan di Desa Pedawa, konsep pemberdayaan dengan 5P tersebut
benar-benar dilaksanakan demi terwujudnya tujuan pembangunan yakni meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Kata kunci :
pemberdayaan, pembangunan, masyarakat.
1Mahasiswa Fisip Tugas Akhir, 2 Staf Pengajar
Fisip Universitas Panji Sakti
1.
Pendahuluan
Pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru selama kurun waktu tiga dasa
warsa telah berhasil menunjukkan kemajuan yang cukup berarti, terutama
hasil-hasil yang bersifat fisik seperti infrastruktur jalan raya,
gedung-gedung, dan indikator kuantitatif lainnya seperti penurunan angka
kemiskinan dan perkembangan sektor industri. Memperhatikan hasil pembangunan
dari indikator kuantitatif dari pembangunan yang sudah berjalan ternyata
memiliki banyak kelemahan.
Dalam kenyataan, berbagai masalah timbul dan berkembang sehingga
melahirkan keprihatinan berbagai kalangan. Keterpurukan bangsa kita yang semula dipicu oleh krisis nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang disebabkan
karena lemahnya fundamental ekonomi kita, sehingga perekonomian nasional
menjadi rentan terhadap gejolak eksternal dan internal (Chaniago, 2002 : 2 ).
Ketimpangan dan ketidakmerataan serta pengangguran tidak hanya dalam
konteks nasional, tetapi dalam konteks internasional yang memandang
negara-negara yang sedang berkembang sebagai bagian peningkatan interdepedensi (saling ketergantungan)
yang sangat timpang dalam sistem ekonomi dunia. Masalah kemiskinan dan
distribusi pendapatan merupakan hal yang sama-sama penting dalam pembangunan
suatu negara. Penghapusan kemiskinan yang meluas dan pertumbuhan ketimpangan
pendapatan merupakan sumber dari masalah pembangunan yang banyak mempengaruhi
strategi dan tujuan pembangunan. Oleh karena itu para pakar ekonomi mengatakan
bahwa sebagai perbaikan jurang pendapatan nasional hanya mungkin bila strategi
pembangunan mengutamakan apa yang disebut keperluan mutlak (absolute necessity), syarat minimum
untuk memenuhi kebutuhan pokok (minimum
requirement of cover basic need) serta yang dinamakan kebutuhan dasar atau basic necessity (Arn, 1996 : 37 ).
Partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat menjadi komponen penting
dalam suksesnya pembangunan. Memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat
untuk melibatkan dirinya secara aktif mulai dari proses perencanaan,
pelaksanaan sampai pada pengawasan dan evaluasi terhadap hasil-hasil
pembangunan menjadi faktor penentu keberhasilan pembangunan itu sendiri.
Akan tetapi selama ini partisipasi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat
dalam pembangunan masih menjadi persoalan. Rendahnya partisipasi masyarakat
dalam pembangunan khususnya pembangunan di desa masih menjadi penyebab kurang
berhasilnya pembangunan. Kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM) masyarakat pedesaan
yang masih minim menjadi faktor utama rendahnya partisipasi masyarakat dan
kurang berhasilnya upaya pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan. Masyarakat desa
terkesan kurang peduli dengan program-program pembangunan di wilayahnya. Mereka
lebih fokus untuk mencari nafkah demi berlangsungnya kehidupan keluarganya.
Kekuasaan yang dipegang oleh kelompok tertentu di suatu wilayah khususnya
di desa, berdampak pula munculnya kelompok minoritas yang posisinya menjadi
terpinggirkan dan mereka mengalami kesulitan untuk ikut terlibat dalam setiap
program pembangunan. Kelompok minoritas ini kesulitan dalam mengakses informasi
tentang program-program pembangunan yang sedang dan akan dijalankan oleh
pemerintah. Dan berdasarkan temuan sementara di lapangan, kelompok minoritas
ini, yang dalam posisi politik berlawanan dengan kelompok penguasa, akan
mengalami akibat bahwa mereka itu sering tidak dilibatkan bahkan terabaikan dalam
pembagian kue-kue hasil pembangunan. Seperti misalnya, dalam pembagian
bantuan-bantuan dari pemerintah seperti bantuan langsung tunai, mereka ini
biasanya luput dari bantuan tersebut. Akibatnya mereka semakin apatis dan tidak
begitu peduli dengan program-program pembangunan di desanya.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka yang
menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagaimanakah proses pembangunan dengan pemberdayaan
masyarakat di Desa Pedawa Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng ?
2.
Bagaimanakah dampak pembangunan terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat di Desa Pedawa Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng?
2.
Metode
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata. Arikunto (2006 : 12)
mengemukakan bahwa, penelitian kualitatif tidak menggunakan angka-angka tetapi
hanya menggunakan kata-kata. Sedangkan menurut Bungin (2012 : 32), penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai
kata-kata lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang dapat diamati dari
orang-orang yang diteliti.
Yang menjadi informan dalam penelitian ini terutama adalah Perbekel,
Ketua Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ), Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
( LPM ), perangkat desa, tokoh masyarakat dan anggota masyarakat Desa Pedawa
Kecamatan Banjar. Informan tersebut ditunjuk secara purposive dengan mempertimbangkan pengetahuan mereka tentang
masalah yang ditelaah.
Hal pertama yang dilakukan sebelum memulai seluruh tahapan penelitian
kualitatif adalah menetapkan research
question atau fokus penelitian (
Hendarso, 2007 : 170). Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah :
1.
Proses pelaksanaan pembangunan dengan mengedepankan
pemberdayaan dan partisipasi masyarakat Desa Pedawa yang meliputi :
Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan, Penyokongan, dan Pemeliharaan
2.
Hasil dan dampak pembangunan terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat Desa Pedawa yang meliputi :
-
berbagai bentuk hasil-hasil pembangunan di Desa Pedawa
-
dampak positif pembangunan terhadap kehidupan
masyarakat Desa Pedawa
-
dampak negatif pembangunan terhadap kehidupan
masyarakat Desa Pedawa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Teknik observasi, yaitu suatu cara yang ditempuh dalam
mendapatkan data dengan mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian.
Adapun yang diamati diantaranya adalah upaya-upaya pengentasan kemiskinan
melalui berbagai strategi pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam setiap proses pembangunan.
2.
Teknik Wawancara. Dalam hal ini yang dipakai adalah
wawancara mendalam. Agar wawancara dapat berjalan dengan lancar maka disusun
pedoman wawancara yang memuat pokok-pokok masalah yang hendak ditanyakan
sebagai jabaran dari masalah penelitian. Adapun yang diwawancarai adalah
Perbekel Desa Pedawa, Ketua BPD Pedawa, Ketua LPM Desa Pedawa, staf pegawai di
kantor perbekel Desa Pedawa,para Kepala Dusun yang ada di Desa Pedawa,
tokoh-tokoh masyarakat, serta anggota masyarakat khususnya masyarakat miskin
yang ada di Desa Pedawa. Karena wawancara memerlukan syarat penting yakni
terjadinya hubungan yang baik dan demokratis antara responden dengan penanya
(Santoso, 2007 : 73), maka diupayakan untuk membina hubungan yang baik dengan
orang-orang yang diwawancarai.
3.
Teknik pemanfaatan dokumen. Teknik ini dilakukan dengan
memanfaatkan sumber-sumber berupa data-data dan catatan-catatan yang berkaitan
dengan penelitian.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif. Dalam hal
ini analisis dilakukan sepanjang berlangsungnya penelitian dan dilakukan secara
terus menerus (sirkuler) dari awal sampai akhir penelitian. Dalam melakukan
kegiatan tersebut dilaksanakan berbagai tindakan, yakni tidak saja penggalian
data yang intensif, tetapi disertai pula dengan kategorisasi data, penyusunan
proposisi yang kesemuanya itu mendasarkan kepada perolehan data di lapangan.
Selain itu, kegiatan interpretasi data juga tidak diabaikan. Dengan
mengacu kepada apa yang dikemukakan oleh Suparlan (2002 : 69) bahwa dalam
interpretasi itu digunakan pendekatan interpretatif kualitatif, yakni
penafsiran yang menggunakan pengetahuan, ide-ide, dan konsep-konsep yang ada
pada masyarakat yang ditelaah.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1. Proses
Pelaksanaan Pembangunan dengan Mengedepankan
Pemberdayaan dan
Partisipasi Masyarakat di Desa Pedawa.
Memberdayakan masyarakat khususnya masyarakat desa menjadi suatu
keharusan bagi suksesnya pembangunan itu sendiri. Masyarakat hendaknya
diberikan kekuasaan dan kemampuan dalam memilih sendiri arah pembagunan dan
memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
Dalam pelaksanaannya, proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan dapat
dilakukan melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat
menjadi 5P yaitu : Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan, Penyokongan, dan
Pemeliharaan ( Nawawi, 2009 : 67).
Pemungkinan merupakan proses menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat khususnya masyarakat desa berkembang secara
optimal. Dalam konteks ini pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari
sekat-sekat kultural dan struktural yang menghambat. Inilah langkah awal yang
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Desa Pedawa.
Berbagai tradisi dan budaya masyarakat Desa Pedawa yang masih kolot dan
ketinggalan jaman yang sekarang masih ada dan berkembang pada masyarakat di
Desa Pedawa, meskipun sudah banyak berkurang, diantaranya adalah : tidak
diperbolehkannya gadis dari Desa pedawa menikah dengan laki-laki yang berasal
dari luar Desa Pedawa. Perkawinan harus terjadi antara laki dan perempuan yang
keduanya berasal dari Desa Pedawa. Kalau itu dilanggar maka pihak keluarga
perempuan akan dikucilkan dari pergaulan di desa.
Pemberdayaan masyarakat juga dilakukan dengan cara memperkuat pengetahuan
dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Dalam hal ini pemberdayaan harus mampu menumbuh-kembangkan segenap kemampuan
dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.
Sehubungan dengan hal tersebut, masyarakat Desa Pedawa,khususnya yang
memiliki tanaman aren dan berprofesi
sebagai pembuat gula aren, atas fasilitas yang diberikan oleh Perbekel,
mendapatkan pelatihan tentang bagaimana cara membuat gula aren supaya bisa
menghasilkan gula aren (gula merah) dengan kualitas yang baik. Dan seperti diketahui, hasil dari pelatihan yang diberikan oleh
pihak dari Dinas Perindustrian,Perdagangan dan Koperasi tersebut, menjadikan
gula aren buatan masyarakat Desa Pedawa memiliki kualitas yang sangat baik dan
terkenal dengan sebutan “Gula Pedawa”.
Pendekatan pemberdayaan berikutnya yang dilakukan dalam upaya lebih
memberdayakan masyarakat khususnya masyarakat miskin adalah perlindungan.
Perlindungan bermakna melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah
agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang
tidak seimbang antara yang lemah dan yang kuat. Juga untuk mencegah terjadinya
eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Sehingga pemberdayaan
haruslah diarahkan sebagai upaya penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi
yang tidak menguntungkan rakyat kecil.
Sehubungan dengan konsep perlindungan dalam rangka pemberdayaan
masyarakat di Desa Pedawa, pemerintah desa beserta perangkatnya berkewajiban
menciptakan suasana yang kondusif agar masyarakat dapat menjalankan aktivitas
hidupnya dengan normal tanpa adanya tekanan dan rasa takut. Masyarakat
khususnya masyarakat miskin tidak boleh merasa terancam hidupnya akibat kondisi
perekonomian mereka yang lemah dan tidak mendukung.
Pendekatan pemberdayaan masyarakat berikutnya adalah memberikan bimbingan
dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas
kehidupannya. Dalam konteks ini, pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat
agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.
Memberikan bimbingan serta dukungan dalam bentuk material maupun non
material merupakan upaya memberdayakan masyarakat agar mereka menjadi lebih
kuat sehingga mereka dapat berperan secara aktif dalam setiap program
pembangUnan di desa. Pemerintah desa bersama dengan LPM memiliki tanggung jawab
dan kewajiban untuk merealisasikan hal tersebut.
Proses pemberdayaan masyarakat desa agar lebih berdaya dalam
program-program pembangunan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk
dilaksanakan. Upaya pengentasan kemiskinan akan lebih berhasil apabila dimulai
dengan pemberdayaan masyarakat khususnya masyarakat miskin. Dan setelah melalui
berbagai upaya seperti menciptakan suasana dan iklim yang meungkinkan potensi
masyarakat berkembang secara optimal lewat usaha membebaskan mereka dari
sekat-sekat kultural dan struktural yang menghambat, menumbuh-kembagkan segenap
kemampuan dan keprcayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka,
melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas
oleh kelompok kuat, serta memberikan bimbingan dan dukungan kepada masyarakat
agar mampu menjalankan tugas-tugasnya sehingga tidak terjatuh ke dalam posisi
yang semakin lemah dan terpinggirkan, maka upaya pendekatan terakhir dalam
proses pemberdayaan masyarakat adalah dengan memelihara kondisi yang kondusif
agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok
dalam masyarakat. Dalam konteks terakhir ini, pemberdayaan harus mampu menjamin
keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh
kesempatan berusaha.
Keberadaan lembaga-lembaga keuangan di desa seperti Lembaga Perkreditan
Desa (LPD) yang merupakan milik desa pakraman, serta Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) “Sucya Dana Subiksa” di Desa Pedawa memungkinkan setiap orang warga
Desa Pedawa untuk meminjam uang untuk dijadikan modal usaha dengan batas
pinjaman yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Keberadaan LPD dan BUMes
sangat membantu masyarakat desa khususnya masyarakat miskin ketika mereka memerlukan dana untuk keperluan hidup
keluarganya serta untuk modal usaha atau modal mengembangkan pertanian atau
peternakannya.
LPD Desa Pakraman Pedawa sampai saat ini bisa memberikan pinjaman dana
kepada karma desa pakraman dengan tanpa agunan/jaminan maksimal sebesar
Rp.500.000,-. Sedangkan untuk pinjaman tanpa agunan/jaminan di BUMDes diberikan
jumlah pinjaman lebih besar yakni maksimal Rp.2.500.000,-.
Saat ini kondisi masyarakat Desa Pedawa bisa dibilang sangat kondusif.
Perekonomian berjalan lancar, meskipun keberadaan RTM belum bisa dihapuskan.
Dan secara politik masyarakat Desa Pedawa sudah bisa menjalankan demokrasi
dengan baik. Dalam setiap perhelatan politik masyarakat selalu menyambut dengan
antusias. Termasuk dalam proses pemilihan Perbekel, Pemilihan Kelian Banjar
Dinas, Pemilihan Kelian Desa Pakraman, serta proses politik lainnya. Dalam
setiap kegiatan tersebut, setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang
sama untuk mengajukan diri menjadi calon asalkan memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan.
Pengisian posisi-posisi atau pengurus lembaga-lembaga yang ada di desa
juga didistribusikan dengan baik dan menganut unsur pemerataan khususnya untuk
masing-masing Banjar Dinas. Sehingga setiap warga Desa Pedawa memiliki hak yang
sama untuk mengisi posisi-posisi atau menjadi pengurus lembaga-lembaga yang ada
di Desa Pedawa.
Dengan konsep pendekatan berupa pemungkinan, penguatan, perlindungan,
penyokongan , dan pemeliharaan maka proses pemberdayaan masyarakat di Desa
Pedawa dapat berjalan dengan baik meskipun dalam beberapa hal masih terdapat
hambatan-hambatan dan kekurangan-kekurangan. Tetapi dengan koordinasi dan
komunikasi yang baik antara lembaga-lembaga yang ada di Desa Pedawa, semua
permasalahan tersebut dapat diatasi secara bersama-sama. Masyarakat sudah bisa
diberdayakan sehingga mereka dapat dilibatkan secara aktif dalam setiap program
pembangunan di desa.
3.2. Hasil dan Dampak Pembangunan Terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Pedawa
Pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pembangunan dan
perubahannya berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu kelompok
masyarakat menuju modernitas dalam rangka pembangunan bangsa. Pembagunan juga
merupakan suatu proses yang dinamis yang meliputi berbagai kegiatan yang
direncanakan dan teratur dengan melibatkan peran serta masyarakat banyak
sebagai kekuatan pembaruan untuk menimbulkan perubahan-perubahan sosial,
struktur sosial yang mendasar juga pertumbuhan ekonomi dalam ruang lingkup
keadilan sosial demi kemajuan kualitas hidup serta meningkatkan harkat martabat
manusia.
Sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan di Desa Pedawa, dari data yang
diperoleh di kantor perbekel Desa Pedawa, ada beberapa program atau proyek yang
masuk ke Desa Pedawa selama tahun 2014. Berikut disajikan daftar inventaris
program/proyek masuk desa di Desa Pedawa tahun 2014.
- Bantuan Beras miskin (raskin) untuk 360 KK miskin di Desa Pedawa sejumlah 15 kg beras, dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan bagi KK miskin.
- BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) untuk 360 KK miskin, sebesar Rp.400.000,- untuk setiap Kepala Keluarga Miskin
- Beasiswa untuk siswa miskin di 3 (tiga) Sekolah Dasar dan 1 (satu) Sekolah Menengah Pertama yang ada di Desa Pedawa. Dengan tujuan membantu siswa miskin agar dapat meneruskan pendidikannya.
- Bedah rumah sebanyak 12 unit rumah untuk 12 KK miskin, dengan tujuan meringankan pembangunan rumah layak huni bagi KK miskin. Masing-masing rumah dibiayai sebesar Rp.30.000.000,-
- Bantuan jaringan pipa dan pengadaan 1 unit Reservoar di Banjar Dinas Lambo, dengan sasaran kegiatan menyediakan kebutuhan air minum bersih untuk warga di Banjar Dinas Lambo dan Banjar Dinas Desa. Bantuan ini berasal dari pusat senilai Rp.230.000.000,-
- Pembangunan perpustakaan di SD Negeri 2 Pedawa, dengan sasaran melengkapi sarana dan prasarana sekolah sehingga memudahkan siswa untuk mendapatkan buku-buku bacaan yang berguna bagi pendidikannya.
- Pembangunan jalan berupa rabat beton jalan lingkar di lingkungan Banjar Desa untuk mempermudah masyarakat untuk lewat saat musim hujan.
- Pilot proyek Kelompok Wanita Tani “Sari Pertiwi”, dengan bantuan dana dari Pemerintah Kabupaten Buleleng sebesar Rp.45.000.000,- untuk meringankan beban rumah tangga KWT “Sari Pertiwi” Desa Pedawa.
Semua hasil-hasil program/proyek yang masuk ke Desa Pedawa pada tahun
2014 tersebut tentunya dapat berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat Desa Pedawa.
Di samping dampak positif dari pembangunan berupa adanya peningkatan
kesejahteraan masyarakat, tentunya selalu muncul dampak negatif sebagai imbas
dari adanya pembangunan khususnya pembangunan di desa. Kejadian yang selama ini
terjadi dimana masyarakat desa selalu diberikan bantuan berupa materi oleh
pemerintah menyebabkan masyarakat menjadi terbiasa sebagi pihak penerima atau
lebih ekstrem bisa disebut masyarakat hanya bisa mengandalkan bantuan dari
pemerintah saja dalam melaksanakan pembangunan di desanya.
Kemandirian masyarakat lama-kelamaan menjadi lemah dan tidak menutup
kemungkinan masyarakat hanya akan bersifat menunggu bantuan yang akan datang
dari pemeintah. Beberapa program memang berdampak nyata bagi rusaknya mental
masyarakat. Salah satunya adalah pemberian BLSM bagi masyarakat miskin. Hal
tersebut membuat masyarakat menjadi manja dan hanya bisa mengulurkan tangan
meminta bantuan dari pemerintah. Seharusnya pemerintah tidak memberikan bantuan
dalam bentuk uang tunai seperti itu, tetapi akan lebih arif jika diberikan
bantuan berupa proyek-proyek padat karya, yang memungkinkan masyarakat bekerja
dulu baru mendapatkan upah dari hasil bekerjanya tersebut. Istilahnya, jangan
memberi ikan kepada masyarakat, tetapi berilah kail dan pancing serta ajari
mereka cara memancing yang benar supaya bisa mendapatkan ikan yang banyak. Ini
akan lebih bijak dari pada memberi ikan tanpa pernah mereka tahu cara menangkap
ikan.
4.
Penutup
4.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan seperti diuraikan di atas, dapat
disimpulkan beberapa hal sbagai berikut :
1.
Pelaksanaan pembangunan dengan mengedepankan
pemberdayaan masyarakat di Desa Pedawa lebih ditekankan pada pendekatana
pemberdayaan dengan konsep 5P yaitu : Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan,
Penyokongan, dan Pmeliharaan.
2.
Berbagai hasil
pembangunan yang dicapai oleh masyarakat Desa Pedawa lewat berbagai proyek
masuk desa dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa
Pedawa. Disamping dampak positif, muncul pula dampak negativf berupa semakin
tumbuh dan berkambangnya mental masyarakat yang cenderung menunggu uluran
tangan dari pemerintah dan berpengaruh pada lemahnya kemandirian masyarakat.
4.2. Saran-Saran
Ada
beberapa hal yang bisa diberikan masukan dalam konteks pemberdayaan masyarakat
dalam pembangunan desa, yakni :
1.
Hendaknya pemerintah serta para pemangku kepentingan
tetap lebih mengutamakan kepentingan kelompok-kelompok masyarakat lemah agar
mereka bisa lebih diberdayakan sehingga proses pembangunan menjadi lebih merata
dan dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.
2.
Pemberdayaan masyarakat khsusnya masyarakat miskin
haruslah menjadi prioritas utama. Memberikan berbagai fasilitas dan kemudahan
pada rakyat miskin akan lebih bermanfaat daripada memberikan hal sama kepada
rakyat yang sudah mampu secara ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta
: Rineka Cipta.
Arn, Heinz W.
1996. Pembangunan dan Pemerataan
Indonesia di Masa Orde Baru,Jakarta
: LP3ES.
Bungin,Burhan,
2012, Analisis Data Penelitian Kualitatif
: Pemahaman Filosofis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta : Raja Grafindo Perkasa
Chaniago,
Adrinof A. 2002. Gagalnya Pembangunan, Kajian Ekonomi Politik Terhadap Akar Krisis Indonesia, Jakarta : Pustaka LP3ES.
Hendarso, Emy
Susanti. 2007 . Metode Penelitian Sosial, Berbagai Alternatif Pendekatan dalam
Bagong Suyanto dan Sutinah (ed), Penelitian
Kualitatif : Sebuah Pengantar, Jakarta
: Kencana Prenada Media Group.
Moleong,Lexy J. 2000. Metode
Penelitian Kualitatif, Bandung
: Remaja Karya.
Nawawi, Ismail,
2009. Pembangunan dan Problema
Masyarakat,Kajian Konsep, Model, Teori dari Aspek Ekonomi dan Sosiologi, Surabaya : Putra Media
Nusantara.
Santoso,
Gempur, 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta
: Prestasi Pustaka.
Suharto, Edi,
2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan
Rakyat,Kajian Strategis Pembangunan, Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Soaial,
Bandung : PT
Refika Aditama.
Suparlan,
Parsudi, 2002. Antropologi Indonesia
dalam Sofian Effendi, Safri Sairin dan M.Alwi Dahlan (ed), Membangun Martabat Manusia : Peranan Ilmu-Ilmu Sosial dalam
Pembangunan, Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Undang-Undang
Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar