Oleh: Made Suastika1 dan Putu Agustana2
(Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 4 No. 1- Agustus 2015,
hal 1-10)
Abstrak
Berbagai program telah dan sedang
dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Salah satu program yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah
Provinsi Bali dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah Gerakan
Pembangunan Desa Terpadu (Gerbang Sadu ) Mandara, yang merupakan program
pemberian bantuan keuangan khusus oleh pemerintah Provinsi Bali kepada
desa-desa kategori miskin di 6 kabupaten yakni Buleleng, Bangli, Gianyar,
Tabanan, Klungkung, dan Karangasem. Bantuan diberikan dalm bentuk uang tunai
sejumlah Rp.1.020.000.000,- untuk masing-masing desa yang proposalnya disetujui.
Bantuan tersebut disalurkan lewat BUMDes dengan pemanfaatan dana : 20%
(Rp.200.000.000,-) dipergunakan untuk sarana dan prasarana infrastruktur
pemasaran, 80% (Rp.800.000.000,-) untuk usaha pengembangan ekonomi masyarakat
perdesaan. Yang Rp.20.000.000,- untuk dana operasional. Masyarakat dilibatkan
secara penuh dalam program ini, mulai dari sosialisasi, perencanaan, penggalian
gagasan, pelaksanan kegiatan, evaluasi sampai peda pelestarian kegiatan.
Kata kunci : kebijakan, pembangunan, partisipasi, masyarakat,
kemiskinan
1Mahasiswa Fisip
Tugas Akhir, 2 Staf Pengajar Fisip Universitas Panji Sakti
1.
Pendahuluan
Timbulnya
krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun
1997, telah mengakibatkan melonjaknya pengangguran dan peningkatan jumlah
kelompok masyarakat miskin, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Krisis
moneter dan ekonomi ini memang telah memporak-porandakan sendi-sendi kehidupan
ekonomi bangsa Indonesia.
Pemerintah beserta seluruh bangsa Indonesia telah berupaya semaksimal
mungkin untuk segera bisa lepas dari krisis tersebut. Berbagai program telah
dilaksanakan untuk menanggulangi kondisi tersebut, seperti melaksanakan program
Jaring Pengaman Sosial (JPS), Inpres Desa Tertinggal (IDT), Pembangunan
Prasarana Pendukung Desa Tertinggal (P3DT), Program Pengembangan Kecamatan
(PPK), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Juga telah
pernah dilaksanakan program peningkatan kesejahteraan keluarga tertinggal
melalui Program Keluarga Pra-Sejahtera (Pra-KS dan KS-1) yang dimotori oleh
BKKBN, serta program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang
merupakan pemberian dana secara tunai kepada Rumah Tangga Miskin (RTM) sebagai
kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Sejak
tahun 2012,Pemerintah Provinsi Bali mencanangkan program Gerakan Pembangunan
Desa Terpadu Mandara(Gerbang Sadu
Mandara), sebagai wadah bersama masyarakat perdesaan dalam membangun diri dan
lingkungannya secara mandiri dan partisipatif, yang mencakup pembangunan
infrastruktur pedesaan serta pengembangan usaha ekonimi produktif di perdesaan,
menjadi salah satu program inti dalam percepatan penanggulangan kemiskinan di
Provinsi Bali. Gerbang Sadu Mandara (GSM) merupakan program/kegiatan yang
menempatkan upaya penanggulangan kemiskinan dan pengangguran serta pengurangan
ketimpangan pembangunan antar wilayah ( Peraturan Gubernur Bali Nomor 52 Tahun 2013).
Prioritas utama
kegiatan ini adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin, dengan hasil
yang ingin dicapai adalah : (1) menurunnya jumlah penduduk miskin dan
terciptanya lapangan kerja yang mampu mengurangi tingkat pengangguran terbuka;
(2) meningkatnya peran desa sebagai basis pertumbuhan ekonomi; (3) meningkatnya
kualitas manusia secara menyeluruh tercermin dari membaiknya angka Indeks
Pembangunan Manusia (IPM); (4) membaiknya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan
sumberdaya alam yang mengarah pada pembangunan berkelanjutan di seluruh sektor
dan bidang pembangunan perdesaan; dan (6) membaiknya infrastruktur yang
ditujukan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas berbagai sarana penunjang
pembangunan. ( Peraturan Gubernur Bali Nomor
52 Tahun 2013).
Gerbang
Sadu Mandara (GSM) berupaya mendorong pembangunan desa yang berbasis pada
sosial ekonomi masyarakat. Lebih lanjut Gerbang Sadu Mandara diharapkan dapat
mendorong kemandirian masyarakat dan desa dalam membangun diri dan
lingkungannya secara mandiri melalui peningkatan pendapatan, sesuai dengan
tujuan umumnya yaitu mempercepat pengentasan kemiskinan melalui pembangunan
infrastruktur dan sosial ekonomi masyarakat di perdesaan dengan berbasis pada
sumber daya local, mengangkat potensi desa, mengurangi kesenjangan antar
wilayah dan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat desa.
Sedangkan tujuan khusus dari program Gerbang Sadu Mandara adalah: (1)
menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam pemanfaatan potensi dan sumber daya
alam yang ada secara optimal, lestari, dan berkelanjutan, serta meningkatkan
pendapatan masyarakat desa agar secara bertahap mampu membangun diri dan
lingkungannya secara mandiri; (2) menyediakan sarana dan prasarana dasar yang
mendukung peningkatan usaha ekonomi dan pendapatan masyarakat perdesaan; (3)
meningkatkan dan mengembangkan usaha ekonomi mokri sesuai dengan potensi dan
sumberdaya local serta pengurangan pengangguran; dan (4) meningkatkan kapasitas
dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan infrastruktur dan sosial
ekonomi secara partisipatif melalui rangkaian musyawarah pembangunan dari
tingkat dusun hingga ke tingkat desa.
Desa
Sangsit Kecamatan Sawan merupakan salah satu desa yang mendapat bantuan dana
lewat Program Gerbang Sadu Mandara pada tahun 2013. Desa Sangsit meskipun
letaknya tidak begitu jauh dengan kota
Singaraja, tetapi jumlah Rumah Tangga Miskinnya (RTM) terbilang cukup besar
yakni sekitar 13,1 % atau tepatnya 404
RTM dari 3079 Kepala Keluarga (KK) yang ada di Desa Sangsit. Dengan adanya
bantuan dari Pemerintah Propinsi Bali melalui program Gerbang Sadu Mandara,
diharapkan jumlah RTM tersebut bisa dikurangi.
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1)bagaimanakah Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu Mandara
(Gerbang Sadu Mandara) di Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng ? ; 2)bagaimanakah partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan Gerakan Pembangunan Desa Terpadu Mandara (Gerbang Sadu Mandara) di
Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng
?; dan 3)bagaimanakah dampak pelaksanaan Gerakan Pembangunan Desa
Terpadu Mandara (Gerbang Sadu Mandara) terhadap penanggulangan kemiskinan di Desa Sangsit Kecamatan Sawan
Kabupaten Buleleng ?
2. Metode Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Menurut Bungin (2012 : 32 ), penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis dan
tingkah laku yang dpat diamati dari orang-orang yang diteliti. Sedangkan
menurut Trianto (2009 : 179) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui
penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial
mereka. Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang
alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti
dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.
Yang
menjadi informan dalam penelitian ini terutama adalah Perbekel, tokoh
masyarakat dan anggota masyarakat Desa Sangsit yang terlibat dalam program
Gerbang Sadu Mandara. Informan tersebut ditunjuk secara purposive dengan mempertimbangkan pengetahuan mereka tentang
masalah yang ditelaah.
Hal
pertama yang dilakukan sebelum memulai seluruh tahapan penelitian kualitatif
adalah menetapkan research question atau
fokus penelitian (
Hendarso,2007 : 170 ). Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah :
1.
Pelaksanaan Program Gerbang Sadu Mandara (GSM) di Desa
Sangsit, yang meliputi : Proses sosialisasi dan penyusunan rencana oleh
masyarakat untuk melaksanakan program penanggulangan kemiskinan melalui program
Gerbang Sadu Mandara, Pelaksanaan program Gerbang Sadu Mandara, siapa dan
bagaimana melaksanakannya, Proses pengawasan dan monitoring terhadap
pelaksanaan program Gerbang Sadu Mandara, serta evaluasi terhadap pelaksanaan
Gerbang Sadu Mandara dan hasil-hasilnya.
2.
Partisipasi masyarakat Desa Sangsit dalam pelaksanaan
Gerbang Sadu Mandara, dalam hal ini dilihat bentuk-bentuk partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan Gerbang Sadu Mandara di Desa Sangsit.
3.
Dampak dari pelaksanaan Gerbang Sadu Mandara yang
meliputi :dampak positif dari program Gerbang Sadu Mandara, dampak negatif dari
program Gerbang Sadu Mandara, serta hasil-hasil dari program Gerbang Sadu
Mandara
Penelitian
ini mengambil lokasi di Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng, dengan
tujuan untuk mengetahui implementasi / pelaksanaan Program Gerbang Sadu Mandara
yang merupakan program pemerintah Provinsi Bali dalam rangka penanggulangan
kemiskinan. Selanjutnya pengumpulan data dengan mempergunakan teknik observasi,
wawancara, dan pemanfaatan dokumen.
Analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif. Dalam hal ini analisis
dilakukan sepanjang berlangsungnya penelitian dan dilakukan secara terus
menerus (sirkuler) dari awal sampai akhir penelitian. Dalam melakukan kegiatan
tersebut dilaksanakan berbagai tindakan, yakni tidak saja penggalian data yang
intensif, tetapi disertai pula dengan
kategorisasi data, penyusunan proposisi yang kesemuanya itu mendasarkan diri kepada
perolehan data di lapangan.
Selain
itu, kegiatan interpretasi data juga tidak akan diabaikan. Dengan mengacu
kepada apa yang dikemukakan oleh Suparlan (2002 : 57) bahwa dalam interpretasi
itu digunakan pendekatan interpretatif kualitatif, yakni penafsiran yang
menggunakan pengetahuan, ide-ide, dan konsep-konsep yang ada pada masyarakat
yang ditelaah.
3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
3.1.
Pelaksanaan Program Gerbang Sadu Mandara di Desa Sangsit
Pelaksanaan
Gerbang Sadu Mandara diawali dengan adanya Kesepakatan Bersama Gubernur Bali
dengan Bupati Buleleng, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung, dan
Karangasem tentang Program/Kegiatan Gerakan Pembangunan Desa Terpadu Tahun
2013. Selanjutnya berdasarkan atas Peraturan Gubernur Bali Nomor : 52 Tahun
2013 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan Khusus kepada Desa melalui
Program/Kegiatan Gerakan Pembangunan Desa Terpadu Mandara ( Gerbang Sadu
Mandara ) di Provinsi Bali. Kemudian Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Bali melakukan
identifikasi dan verifikasi terhadap desa-desa sasaran yang akan memperoleh Bantuan
Khusus Keuangan ( BKK)
melalui program Gerbang Sadu Mandara. Lokasi sasaran Gerbang Sadu
Mandara melalui APBD Provinsi Bali difokuskan pada desa yang jumlah penduduk
miskinnya didasarkan pada jumlah RTS dan jumlah KK (Kepala Keluarga) tebanyak
pada desa-desa miskin dihitung secara absolut berdasarkan data PPLS 2011, yang
terdapat di 6 (enam) kabupaten tersebut di atas.
Desa-desa
yang telah ditetapkan sebagai lokasi sasaran Gerbang Sadu Mandara diwajibkan
untuk membuat proposal tentang rencana pemanfaatan dana GSM yang didasarkan
pada potensi desa, permasalahan yang ada di desa serta merumuskan perencanaan
pembangunan bersama dengan lembaga-lembaga desa seperti Badan Permusyawaratan
Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), serta tokoh-tokoh
masyarakat.
Desa
Sangsit sebagai salah satu desa di Kabupaten Buleleng yang ditetapkan sebagai
penerima Bantuan Khusus Keuangan (BKK) melalui program Gerbang Sadu Mandara
lewat APBD Provinsi Bali tahun 2014 setelah proposalnya diterima oleh tim
identifikasi dan verifikasi Provinsi Bali. Adapun jumlah bantuan yang diterima
adalah sebesar Rp.1.020.000.000,- (satu milyar dua puluh juta ruliah).
Sebelum
dana dari pemerintah Provinsi Bali sebesar
Rp.1.020.000.000,- cair dan diterima oleh masyarakat, desa diwajibkan untuk
mensosialisasikan kepada seluruh masyarakat terkait program Gerbang Sadu
Mandara tersebut. Juga diwajibkan untuk membentuk Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) yang ditetapkan melalui Peraturan Kepala Desa. BUMDes ini selanjutnya
bertindak sebagai Tim pelaksana Kegiatan (TPK) Gerbang Sadu Mandara dalam
bidang pengembangan usaha perekonomian masyarakat perdesaan.
Selanjutnya
dana sebesar Rp.1.020.000.000,- dikelola oleh BUMDes “Sidi Amertha”
dipergunakan untuk kegiatan seperti : usaha peternakan (sapi, babi, kambing,
unggas), usaha industri kecil/rumah tangga, usaha simpan pinjam, pembangunan
toko yadnya dan souvenir, serta pembangunan sarana air bersih.
Semua
kegiatan yang dilaksanakan dalam program Gerbang Sadu Mandara di Desa Sangsit
mendapatkan pemantauan, pengawasan dan evaluasi oleh pihak-pihak terkait.
Tujuan dari kegiatan pengendalian (pemantauan, pengawasan, dan evaluasi) adalah
untuk menjaga agar setiap proses Gerbang Sadu Mandara selalu sesuai dengan
aturan, prinsip, dan kebijakan yang telah ditetapkan. Juga agar hasil-hasil
dalam seluruh tahapan kegiatan diperoleh melalui proses dan mekanisme yang
benar, serta sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Mengendalikan agar
setiap pelaku Gerbang Sadu Mandara dapat menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya secara baik sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Selanjutnya
evaluasi dalam Gerbang Sadu Mandara dilakukan secara berkala terhadap seluruh
kegiatan GSM di Desa Sangsit. Kegiatan evaluasi termasuk melakukan evaluasi
perkembangan pengelolaan kegiatan, kualitas kegiatan, dan menilai hasil
pelaksanaan usaha ekonomi masyarakat serta perkembangan BUMDes.
3.2.
Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Gerbang Sadu Mandara di Desa Sangsit
Menyadari
akan pentingnya partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan suatu kegiatan,
maka masyarakat Desa Sangsit sangat antusias menyambut adanya bantuan dari
pemerintah berupa program pengentasan kemiskinan lewat Bantuan Keuangan Khusus
(BKK) melalui Gebang Sadu Mandara. Apalagi dana yang digelontorkan oleh
Pemerintah Provinsi Bali untuk Desa Sangsit lumayan besar. Masyarakat Desa
Sangsit berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan
pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, dan pelestarian
kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk
materil.
Partisipasi
masyarakat dalam program Gerbang Sadu Mandara, lebih diprioritaskan pada
keterlibatan secara aktif Rumah Tangga Miskin (RTM), sebagai kelompok sasaran (target group) dalam program pengentasan
kemiskinan ini. Karena merekalah yang nantinya menjadi sasaran dari
pendistribusian dana maupun pembangunan infrastruktur sebagai implementasi dari
program GSM tersebut.
Partisipasi
masyarakat tersebut sudah terlihat dari proses sosialisasi program GSM,
perencanaan yang didalamnya melalui proses musyawarah penggalian gagasan berupa
pertemuan kelompok-kelompok di dusun/banjar untuk menentukan gagasan-gagasan
sesuai kebutuhan masyarakat terutama penduduk miskin/RTM. Dalam tahapan
pelaksanaan kegiatan sampai pada pemantauan dan evaluasi juga melibatkan peran
serta seluruh lapisan masyarakat.
3.3.
Dampak Pelaksanaan Gerbang Sadu Mandara terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat di Desa Sangsit
Dampak
(impact) adalah akibat lebih jauh
pada masyarakat sebagai konsekuensi adanya kebijakan yang diimplementasikan (
Subarsono, 2005 ). Sebagai salah satu kebijakan Pemerintah Provinsi Bali,
dibawah kepemimpinan Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, Gerbang Sadu Mandara
tentunya diharapkan memiliki dampak positif terhadap kehidupan masyarakat di
perdesaan.
Program
Gerbang Sadu Mandara di Desa Sangsit tahun 2014, bisa disebut berhasil. Hal ini
bisa dilihat dari keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan Gerbang Sadu Mandara
yang diukur dengan beberapa indikator kinerja, yaitu : (1) Indikator Output, yakni tersalurkannya dana BKK sebesar
Rp.1.020.000.000,- untuk Desa Sangsit sebagai pelaksana Gerbang Sadu Mandara;
(2) Indikator Out come, tersedianya
infrastruktur perdesaan dibangunnya kios-kios toko yadnya dan souvenir serta
pemasangan pipa air bersih yang mengaliri 83 RTM di Banjar Sema dan Banjar
Abasan ,dan terciptanya beberapa usaha ekonomi produktif perdesaan seperti
usaha ternak dan unggas, keberadaan toko yadnya dan souvenir yang semakin
berkembang; (3) Indikator Benefit,
yakni menurunnya angka pengangguran dan tingkat kemiskinan serta meningkatnya
lapangan pekerjaan di Desa Sangsit; dan (4) Indikator Impact (dampak) adalah meningkatnya pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat Desa Sangsit.
4. Simpulan
Berdasarkan
hasil penelitian, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.Upaya pemerintah khususnya Pemerintah Provinsi Bali
untuk mengentaskan kemiskinan lewat Program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu
Mandara (Gerbang Sadu Mandara ), dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh
pihak-pihak yang terkait dalam program tersebut. Desa Sangsit sebagai salah
satu desa penerima bantuan Gerbang Sadu Mandara, memanfaatkan dengan baik dana
bantuan pemerintah sebesar Rp.1.020.000.000,- untuk usaha/kegiatan ekonomi
produktif masyarakat dan pembangunan infrastruktur di desanya.
2.Keterlibatan secara aktif seluruh komponen
masyarakat Desa Sangsit khususnya penduduk miskin/RTM dalam pelaksanaan program
Gerbang Sadu Mandara menjadi kunci keberhasilan program tersebut. Masyarakat
terlibat aktif pada semua alur tahapan program Gerbang Sadu Mandara, mulai dari
sosialisasi, perencanaan, penggalian gagasan, pelaksanaan kegiatan, pengawasan,
evaluasi sampai pada pelestarian kegiatan dalam hal ini memelihara
usaha/kegiatan tersebut agar dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
3.Program Gerbang Sadu Mandara yang dilaksanakan di
Desa Sangsit pada tahun 2014, berdampak positif terhadap peningkatan
kesejahteraan hidup masyarakat desa. Terjadi pengurangan jumlah pengangguran,
meningkatnya pendapatan masyarakat miskin, merupakan dampak positif yang
diakibatkan oleh adanya keberhasilan Program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu
Mandara (Gerbang Sadu Mandara) di Desa Sangsit.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab,
Solichin, 2001, Analisis Kebijakan dari
Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara,Jakarta : Bumi Aksara.
Bungin,Burhan,
2012,Analisis Data Penelitian Kualitatif
: Pemahaman Filosofis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta : Raja Grafindo Perkasa
Chaniago,Adrinof
A., 2001, Gagalnya Pembangunan, Kajian
Ekonomi Politik Terhadap Akar Krisis Indonesia,
Jakarta :
Pustaka LP3ES.
Gubernur
Bali, 2013. Peraturan Gubernur Bali Nomor 52 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan Khusus
Kepada Desa Melalui Program/Kegiatan Gerakan Pembangunan Desa terpadu Mandara
(Gerbang Sadu Mandara) di Provinsi Bali.
Hendarso,Emy
Susanti, 2007. Metode penelitian Sosial,Berbagai Alternatif Pendekatan dalam
Bagong Suyanto dan Sutinah (ed), Penelitian
Kualitatif : Sebuah Pengantar, Jakarta
: Kencana Prenada Media Group.
Islamy,
Irfan, 2001, Prinsip-Prinsip Perumusan
Kebijaksanaan Negara, Jakarta
: Bumi Aksara.
Moleong, Lexy
J., 2000,Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung :
Remaja Karya.
Muhadjir,Noeng,
2007. Metodelogi Keilmuan (Paradigma
Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed), Yogyakarta
: Rake Sarasin.
Soetrisno,Loekman,
1995, Menuju Masyarakat Partisipatif,
Yogyakarta: Kanisus.
Subarsono,AG.,2011,Analisis Kebijakan Publik-Konsep,Teori dan
Aplikasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Suprapta,I
Nyoman, 2004, Persoalan Dasar dalam
Proses Pembangunan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Kajian Teori Ekonomi
Pembangunan) dalam Widyatech Jurnal Sains dan Teknologi Vol.4 No.1 Agustus
2004, Singaraja : P3M Universitas Panji Sakti.
Tianto, 2009,
Pengantar Penelitian Pendidikan bagi
Pengembangan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Jakarta : Kencana
Winarno,Budi, 2010, Kebijakan Publik-Teori dan Proses, Yogyakarta
: Media Presindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar