Oleh : Komang Agung Arsana*1 dan Dewa Nyoman Redana*2
1Alumni FISIP UNIPAS. *2Staf Pengajar Fisip Universitas Panji Sakti
(Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 5 No. 1- Pebruari 2016,
hal 38-50)
Abstrak,
Kepemimpinan
memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan motivasi kerja bawahan,
dalam mencapai kualitas kinerja organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kepemimpinan Lurah Seririt, motivasi pegawai, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja pegawai.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Analisis data dengan deskritif kualitatif, dan pendekatan
induktif. Fokus penelitian ini yaitu pada kepemimpinan Lurah dalam aspek
pembinaan dan pengarahan, pengembangan pengetahuan dan keterampilan,
penghargaan, dan sanksi. Sebagai fokus kedua adalah motivasi pegawai dilihat
dari motif, disiplin, cara kerja, dan kreativitas dan inisiatif pegawai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepemimpinan Lurah, aspek pembinaan dan pengarahan, pengembangan pengetahuan
dan keterampilan, pemberian penghargaan, dan pemberian sanksi sudah berjalan baik.
Sedangkan motivasi kerja pegawai, aspek motif memperoleh materi, jabatan, dan
pengabdian sudah dimiliki oleh pegawai; disiplin dalam hal jam kerja, kehadiran
pegawai, dan ketepatan waktu masih kurang baik; cara kerja pegawai dilihat dari
loyalitas, pelayanan, keterampilan, dan kerja sama sudah baik; kreativitas dan
inisiatif yang meliputi inovasi dan inisiatif masih kurang baik, sedangkan
kemampuan memberikan masukan sudah baik.
Kata kunci :
Kepemimpinan, Motivasi Kerja
1.
Pendahuluan
Paradigma
pemerintah mulai bergeser sejak Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah mulai dilaksanakan. Hal ini membawa dampak yang sangat
signifikan terhadap beban, tugas dan tanggung jawab Pemerintahan Daerah Otonom.
Salah satu dampak yang telah dilakukan adalah penataan sistem pelayanan umum,
sebagai tujuan utama dari undang-undang tersebut. Otonomi daerah tentunya
memberikan ruang yang lebih luas bagi daerah otonom untuk berbuat dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, karena pada hakekatnya pemerintahan
itu ada untuk mensejahterakan rakyatnya.
Untuk itu perlu
adanya perangkat daerah yang bertugas menjabarkan wewenang pemerintahan daerah
otonom dalam mencapai tujuan tersebut. Perangkat daerah di Kabupaten Buleleng
sendiri diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Buleleng. Salah satu perangkat daerah Kabupaten Buleleng adalah
Kelurahan.
Kepemimpinan dalam suatu organisasi berkaitan
erat dengan bagaimana menggerakkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
organisasi. Perilaku pemimpin dan konsistensi pilihan tindakan dari
kepemimpinan berpengaruh pada loyalitas dan motivasi pegawai. Hal ini didukung
oleh pendapat, bahwa “simultaneous preferences and expectations of leadership
behaviours” (Fein, ett all, 2015). Selanjutnya faktor motivasi dari pegawai
juga menjadi hal yang berpengaruh penting bagaimana pegawai tersebut bekerja
dengan baik dan mengikuti apa yang menjadi kebijakan pimpinan. Secara singkat
motivasi dapat diartikan sebagai bagian integral dan hubungan perburuan dalam
rangka proses pembinaan, pengembangan, dan pengarahan sumber daya manusia,
(Siswanto, 2011:119). Sumber daya manusia merupakan faktor kunci keberhasilan
suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan. Dalam pola kepemimpinan
tranformasional disebutkan bahwa ada keterkaitan erat antara kepemimpinan
tranformasional dengan sumberdaya manusia, yang dapat membentuk inovasi dan
daya kreativitas karyawan ((Manafi, et
all, 2015). Oleh karena dalam suatu organisasi, yang berwenang melakukan
setiap usaha pembinaan, pengembangan, dan pengarahan sumber daya manusia maupun
pengaturan sumber daya lainnya adalah pimpinan dalam organisasi tersebut.
Salah satu yang
paling nyata berhubungan dengan motivasi pegawai adalah disiplin pegawai.
Masalah disiplin pegawai saat ini tengah menjadi sorotan serius dari pimpinan
daerah. Banyak fenomena yang menggambarkan buruknya disiplin pegawai di
Buleleng. Salah satu yang menunjukkan hal itu misalnya, puluhan PNS terjaring
razia petugas Satpol PP dan Inspektorat Kabupaten karena terlambat masuk kerja
pada Rabu, 10 Juli 2013 pukul 07.30 wita. Terkait hal tersebut, Inspektur
Inspektorat Kabupaten Buleleng menyatakan “Selama ini memang kehadiran PNS dan
tenaga kontrak pada jam kerja tidak maksimal sehingga mereka perlu diberikan
pembinaan” (Yasa, 2013).
Permasalahan
yang dihadapi pada Kantor Lurah Seririt saat ini adalah sebagian dari pegawai
yang ada masih belum memiliki motivasi kerja yang baik, tingkat loyalitas yang
masih rendah, serta kemampuan inisiatif kerja yang juga masih rendah. Bertitik
tolak dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Pegawai Di Kelurahan Seririt Kecamatan
Seririt Kabupaten Buleleng”. Adapun rumusan masalah penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kepemimpinan lurah dalam
meningkatkan motivasi kerja pegawai di Kantor Kelurahan Seririt, Kecamatan
Seririt, Kabupaten Buleleng?
2. Bagaimana
motivasi pegawai di Kantor Kelurahan Seririt, Kecamatan Seririt,
Kabupaten Buleleng ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
motivasi kerja pegawai di Kelurahan Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten
Buleleng ?
Hasil penelitian dan pembahasan dalam tulisan ini adalah untuk menjawab
berbagai permasalahan di atas, yang akan disampaikan lebih lanjut dibawah ini.
2.
Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan dan kegunaan
penelitian serta masalah-masalah yang muncul maka dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan pendekatan induktif.
Metode deskriptif menurut Nawawi (2008) adalah
prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan
keadaan objek yang diselidiki (seseorang, lembaga, masyarakat, publik, dan
lain-lain) sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta yang actual pada saat
sekarang. Informan adalah individu yang memiliki keahlian serta pemahaman
terbaik mengenai isu-isu tertentu sehingga disini informan merupakan
narasumber, (Silalahi, 2006:287). Dengan demikian dalam penelitian kualitatif
ini yang termasuk informan penelitian adalah seluruh pegawai pada kantor Lurah
Seririt, yang meliputi Lurah, Sekretaris Lurah, para Kepala Seksi, dan seluruh
Staf.
Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
teknik purposive sampling. Menurut
Krisyanto (2007 : 154) sampling purposif yaitu teknik yang mencakup orang-orang
yang diseleksi atas dasar criteria tertentu, sedangkan orang-orang dalam
populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel.
Secara
ringkas menurut Wahjosumidjo (1997 : 192)
indikator yang bisa digunakan untuk mengetahui kepemimpinan dan motivasi kerja sebagai
fokus penelitian adalah sebagai berikut
:
1) Kepemimpinan Lurah
Adapun
indikator dalam dimensi kepemimpinan lurah adalah sebagai berikut.
(1)
Pembinaan dan pengarahan
(2)
Pengembangan
pengetahuan dan keterampilan
(3)
Pemberian
penghargaan kepada yang berprestasi
(4)
Pemberian sanksi
bagi yang melakukan pelanggaran
2) Motivasi
kerja
Adapun
indikator dalam meningkatkan motivasi kerja adalah sebagai berikut.
(1)
Motif
(2)
Pelaksanaan jam
kerja/tingkat disiplin
(3)
Pelaksanaan
kerja/cara kerja
(4)
Kreativitas dan
inisiatif
Selanjutnya dapat dijelaskan berkenaan dengan analisis data penelitian, Moleong (2013) menyimpulkan bahwa “analisa data merupakan proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan”.
Menyusun data berarti menggolongkan data, pola, kategori, dan satuan uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data. Adapun metode analisis data dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengumpulkan seluruh data hasil penelitian, baik dari
hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi;
2. Mengklasifikasi/mengelompokkan data hasil penelitian
berdasarkan sub variabel dan indikator penelitian, baik data hasil wawancara,
dokumentasi, dan observasi;
3. Menafsirkan dan menganalisis data hasil penelitian untuk
setiap indikator dan sub variabel penelitian guna diambil kesimpulan sementara;
Dengan
demikian dapat mengambil kesimpulan umum dari hasil analisis data untuk
masing-masing sub variabel atau indikator penelitian.
3.
Hasil Dan Pembahasan
3.1.
Kepemimpinan Lurah
3.1.1.
Pembinaan dan Pengarahan
Pembinaan disebut juga sebagai
supervisi, di mana menurut Siagian (2012)
mengemukakan, bahwa supervisi adalah suatu proses pengamatan dari pada
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua
pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan. Sedangkan Menurut Handoko (2008), pada dasarnya fungsi
pengarahan adalah membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa saja
diinginkan dan harus mereka lakukan.
Hasil wawancara dengan Sekretaris Lurah
Made Sujana,SH memperoleh data bahwa Lurah dalam melakukan upaya pembinaan
tidak saja dilakukan secara formal dan kaku melalui rapat koordinasi yang rutin
dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Rapat koordinasi bersama staf
dilaksanakan dalam rangka melalukan evaluasi atas pelaksanaan tugas-tugas
selama satu bulan yang telah berjalan dan
upaya pembinaan juga dilakukan hampir setiap hari melalui apel pagi
Berdasarkan pengamatan langsung yang
peneliti lakukan juga diperoleh data bahwa Lurah senantiasa menyempatkan diri
untuk mengawasi pegawai yang bertugas pada lini pelayanan. Operator komputer
juga mendapat perhatian, pembinaan, dan pengarahan dari Lurah. Bahkan Lurah
langsung mengarahkan pekerjaan secara teknis kepada pegawai operator dan
pelayanan.
3.1.2. Pengembangan
Pengetahuan dan Keterampilan
Menurut
Bazerman dan Gino; Gino dan Ariely (2012), bahwa organisasi dapat
mempertimbangkan pilihan pemimpin dengan penekanan pada persyaratan moral yang
di samping kualifikasi penting lainnya, memberikan pelatihan kepemimpinan moral
dan pendidikan, mengakui dan menghargai perilaku moral, dan menciptakan budaya
nilai-nilai moral dan kreativitas dalam organisasi. Pendekatan ini menargetkan
pengembangan kepemimpinan moral untuk meningkatkan kreativitas karyawan dan
mencegah sisi gelap potensi kreativitas karyawan (dalam Qinxuan Gu, et all, 2015).
Pelatihan (training) merupakan proses
pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap
untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja, (Simamora, 2006:273). Pengembangan (development)
diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda
atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi
pendidikan
Menurut Kasi Pemerintahan I Gusti Bagus
Roy Arimbawa, A.Md mengatakan bahwa belum ada upaya formal seperti pelaksanaan
diklat, kursus, maupun studi banding untuk pengembangan pengetahuan dan
keterampilan. Dalam penjelasan Sekretaris
Lurah Seririt Made Sujana,SH mengatakan
bahwa program diklat, studi banding, maupun kursus memang tidak ada dalam
kegiatan Kantor Lurah Seririt. Hal itu dikarenakan kewenangan untuk
menyelenggarakan diklat pegawai ada pada BKD Kabupaten. Kendati demikian,
berdasarkan observasi peneliti selama melaksanakan penelitian, upaya Lurah
dalam mengembangkan pengetahuan pegawai terutama yang berkaitan dengan
peraturan atau program pemerintah kabupaten selalu dilakukan. Hal itu dilakukan
melalui sosialisasi kepada seluruh pegawai pada setiap kesempatan rapat
koordinasi rutin.
3.1.3. Penghargaan
Penghargaan
sering juga disebut sebagai sebuah reward,
Menurut Nugroho (2006:5) “Reward adalah ganjaran, hadiah,
penghargaan atau imbalan yang bertujuan agar seseorang menjadi lebih giat lagi
usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja yang telah dicapai”. Hal
ini juga didukung oleh pendapat Manafi dkk (2015) sebagai berikut, “training,
staffing, teamwork, performance appraisal, and reward) and knowledge sharing” (pelatihan, kepegawaian, kerja sama tim, penilaian kinerja,
dan penghargaan dan berbagi pengetahuan)
Dalam hal pemberian pengahargaan oleh
Lurah Seririt kepada pegawainya, Made Sumerta memaparkan bahwa selama ini Lurah
pernah memberikan penghargaan dalam bentuk mempromosikan pegawai. Demikian juga
untuk pengahargaan dalam bentuk insentif atau materi sudah sering sering
diberikan.
Berdasarkan pengamatan peneliti, Lurah
Seririt sudah menerapkan pemberian penghargaan dalam bentuk pemberian materi.
Pada hari-hari tertentu, Lurah memberikan semacam insentif kepada pegawai,
dimana uang itu kadang-kadang berasal dari uang pribadi Lurah.
3.1.4. Sanksi
Sanksi pegawai
menurut Cameron dalam Timpe (1999:97) menjelaskan bahwa “sanksi-sanksi yang
dilaksanakan bagi para pelanggar aturan, pada prinsipnya bertujuan untuk
memperingatkan pegawai dengan jelas tentang perilaku yang diharuskan dan
akibat-akibat pelanggaran yang dapat terus berlanjut.”
Terkait dengan sanksi yang diberikan
oleh Lurah kepada pegawai yang suatu pelanggaran, Sekretaris Lurah Made
Sujana,SH memberikan penilaian bahwa Lurah sudah mampu memberikan sanksi secara
adil kepada pegawai yang dianggap melanggar aturan maupun pegawai yang
melakukan kesalahan.
3.2.
Motivasi
3.2.1. Motif
Nawawi
(2008:351) mengemukakan bahwa “Motivasi kata dasarnya adalah motif (motive)
yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu.” Dengan demikian motivasi berarti suatu
kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu
perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara sadar.
Terkait dengan motif pegawai Kantor
Lurah Seririt, Kasi Pemerintahan I Gusti Bagus Roy Arimbawa,A.Md berpendapat
bahwa hampir seluruh pegawai yang ada pastinya memiliki motif untuk memperoleh
materi. Selain itu menurutnya motif pengabdian juga masih ada pada dirinya dan
rekan kerjanya yang lain.
Berdasarkan pengamatan peneliti selama
melakukan penelitian dapat dijelaskan bahwa pegawai masih memiliki motif
pengabdian secara tulus. Hal itu bisa peneliti simpulkan karena melihat ada
beberapa pegawai yang statusnya masih tenaga kontrak dan pengabdian. Adapaun tenaga kontrak dimaksud memperoleh
penghasilan di bawah upah minimum kabupaten. Sedangkan tenaga pengabdi tidak
memperoleh pengahasilan resmi dari pemerintah daerah.
3.2.2. Disiplin
Rivai
(2004:44) menyebutkan bahwa,“disiplin
kerja adalah suatu alat yang digunakan paramanajer untuk mengubah suatu
perilaku serta sebagai suatuupaya untuk meingkatkan kesadaran dan kesediaan
seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang
berlaku”.
Lurah Seririt juga mengakui bahwa belum
seluruhnya pegawai Kantor Lurah Seririt mampu menerapkan disiplin kerja yang
baik. Hal itu dikarenakan masih ada beberapa pegawai yang dianggap mengabaikan
aturan yang ada, termasuk yang berkaitan dengan jam kerja pegawai yang tidak
pernah seratus persen hadir pada setiap apel pagi. Berdasarkan hasil observasi
peneliti selama melaksanakan penelitian juga menemukan fakta bahwa hampir
setiap hari ada saja pegawai yang tidak mengikuti apel pagi.
3.2.3. Cara Kerja
Berkaitan dengan
cara kerja pegawai Kantor Lurah Seririt, Dilihat dari cara kerja pegawai, dalam
hal loyalitas pegawai kepada pimpinan sudah baik, di mana pegawai cenderung
melaksanakan apa yang menjadi instruksi pimpinan. Proses pelayanan juga
berjalan dengan baik, dibuktikan dengan hampir tidak adanya keluhan masyarakat
terhadap pelayanan yang diberikan oleh pegawai kelurahan. Dalam hal kecepatan
kerja, rata-rata pegawai telah mampu bekerja dengan cepat, hal ini dilihat dari
tidak adanya keluhan masyarakat terhadap lamanya waktu pelayanan.
Cara kerja yang
disiplin dan kreatif tidak lepas dari pengaruh kepemimpinan lurah, dalam hal
ini lurah selalu memberikan contoh kerja yang efektif dan penuh kebajikan dalam
meberikan teladan. Hal ini mendukung pendapat berikut, bahwa kepemimpinan moral
secara luas diidentifikasi sebagai perilaku seorang pemimpin yang menunjukkan
kebajikan pribadi unggul, disiplin diri, dan tidak egois “demonstrates superior personal virtues,
self-discipline, and unselfishness’’. Hal ini menuntut menetapkan
contoh bagi bawahan, seperti integritas dan memenuhi kewajiban seseorang, tidak
pernah mengambil keuntungan dari orang lain, dan teladan tanpa pamrih (Farh et
al. 2008 dalam Qinxuan Gu, dkk, 2015).
3.2.4. Kreativitas dan
Inisiatif Kerja
Kreativitas
pada umumnya berkaitan dengan kemampuan dan keuletan untuk berupaya menemukan
ide-ide ataupun hal-hal baru, (LAN-RI, 2014). Sekretaris Lurah Made Sujana,SH
mengatakan bahwa “ Dilihat dari inovasi atau kemampuan pegawai dalam menerapkan
ide-ide baru menurut Saya masih kurang
Artinya, pegawai masih melaksanakan apa yang sudah ada dan yang menjadi
kebiasaan selama ini. Lurah Seririt sendiri juga mengakui
bahwa inovasi dan inisiatif yang dimiliki oleh pegawai masih dirasa kurang.
Tetapi untuk pemberian masukan kepada atasan atau rekan kerja menrutnya sudah
cukup baik.
Selain
hal itu, peneliti juga melihat bahwa inisiatif atau keberanian pegawai dalam
mengambil keputusan sendiri yang menyangkut penyelesaian tanggung jawab
kerjanya juga masih rendah. Mereka cenderung minta arahan, padahal kalau
menurut peneliti hal itu sebenarnya bisa diputuskan sendiri oleh pegawai karena
tidak bersifat prinsip dan strategis. Dalam hal urusan keberanian memberikan
masukan, peneliti mengamati bahwa rata-rata pegawai telah mampu memberikan
masukan kepada pimpinan, baik diminta maupun tidak.
3.3.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Pegawai Kantor Lurah Seririt
Motivasi adalah suatu proses untuk
menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan/keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang
mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan, (Usman,
2000:34).
Abu Bakar salah seorang staf memberikan
pendapatnya terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi pegawai,
“Kalau menurut Saya salah satu factor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai
yaitu materi atau uang. Karena kita semua bekerja tentu untuk mendapatkan
uang.” Selain Abu Bakar, Nia Dianita yang juga seorang staf mengatakan hal yang
sama. Selain materi, menurut Nia Dianita “ hal yang lain adalah sarana
pelayanan, misalnya komputer yang memadai. Karena kalau sarana pelayanan cukup
maka pegawai atau staf dapat bekerja dengan fokus..”
Sementara itu Made Sumerta Adnyana
menyatakan sebagai berikut : “Kalau menurut Saya, faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja pegawai yaitu materi. Karena dengan mendapatkan
materi maka aspek kesejahteraan sedikit terpenuhi. Factor lain misalnya suasana
atau lingkungan kerja yang baik nyaman. Karena pegawai bekerja tentu butuh
kenyamanan.” Sedangkan Luh Putu Sri Wahyuni seorang tenaga kontrak mengatakan
bahwa, “ Materi atau uang sangat mempengaruhi motivasi pegawai. Selain itu kita
juga butuh sarana pelayanan yang baik dan memadai, sehingga kita semua bisa melaksanakan
tugas di kantor dengan baik”.
4.
Penutup
4.1. Simpulan
Dari penelitian dan hasil pembahasan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Secara
umum Kepemimpinan Lurah Seririt sudah baik. Hal itu dapat dilihat dari hal-hal
sebagai berikut :
a.
Upaya
pembinaan dan pengarahan yang sudah baik;
b.
Upaya
pengembangan pengetahuan dan keterampilan sudah baik;
c.
Upaya
pemberian penghargaan sudah baik; dan
d.
Upaya
pemberian sanksi juga sudah baik.
2.
Adapaun
tingkat Motivasi kerja pegawai Kantor Lurah Seririt bisa dilihat sebagai
berikut :
a.
Motif
memperoleh materi, jabatan, dan pengabdian sudah dimiliki oleh pegawai;
b.
Disiplin
dalam hal jam kerja, kehadiran pegawai, dan ketepatan waktu masih kurang baik;
c.
Cara
kerja pegawai dilihat dari loyalitas, pelayanan, keterampilan, dan kerjasama
sudah baik;
d.
Kreativitas
dan inisiatif yang meliputi inovasi dan inisiatif masih kurang baik, sedangkan
kemampuan memberikan masukan sudah baik.
3.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi pegawai Kantor Lurah Seririt yaitu sebagaiberikut :
a.
Materi
;
b.
Promosi
Jabatan ;
c.
Lingkungan
kerja yang baik dan nyaman;
d.
Hubungan
yang baik antar sesame pegawai dan anatara pegawai dengan atasan;
e.
Sarana
pelayanan yang memadai;
f.
Pengetahuan,
keterampilan, dan wawasan pegawai;
4.2.
Saran
Dari kesimpulan di atas, maka dapat
penulis sampaikan saran sebagai berikut :
1.
Lurah
agar melakukan koordinasi dengan pihak Badan Kepegawaian Daerah dalam rangka
pelaksanaan pengembangan pengetahuan dan keterampilan pegawai melalui kegiatan
diklat, kursus, maupun studi banding.
2.
Dalam
hal motivasi kerja pegawai, Lurah agar lebih tegas dalam membina disiplin
pegawai yang masih kurang. Selain itu Lurah agar memberikan motivasi kepada
pegawai sehingga mampu memberikan inovasi dan meningkatkan kreativitas kerja
pegawai yang masih kurang.
3.
Terkait
faktor yang berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai, Lurah agar dapat
menciptakan kondisi lingkungan kerja yang nyaman, hubungan kerja yang baik, dan
berupaya menambah sarana kerja sehingga lebih memadai.
Daftar Pustaka
Fein, Erich C., Aharon Tziner, Cristinel Vasiliu, & Mihai Felea,
2015. “Considering the gap between Implicit
Leadership Theories and expectations of actual leader behaviour: A three-study
investigation of leadership beliefs in Romania*. JEEMS, 20(1), 68-87. DOI 10.1688/JEEMS-2015-01-Fein
Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen Personalia dan
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE.
Krisyanto, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset
Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenadan Media Group
LAN-RI. 2014. Materi Diklatpim IV : Berpikir Kreatif dan
Inovasi di Sektor Publik. Jogjakarta : Badan Diklat DIY
Manafi, Mahmoud & Indra Devi Subramaniam, 2015. “Relationship between Human Resources
Management Practices,Transformational Leadership, and Knowledge Sharing on
Innovation in Iranian Electronic Industry”. Asian
Social Science; Vol. 11, No. 10; 2015
Moleong, Lexy. 2013. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nawawi, H.Hadari. 2008. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang
Kelurahan.
Qinxuan Gu ,
Thomas Li-Ping Tang & Wan Jiang, 2015 .“Does Moral Leadership Enhance
Employee Creativity? Employee Identification with Leader and Leader–Member
Exchange (LMX) in the Chinese Context”..J
Bus Ethics (2015) 126:513–529. DOI 10.1007/s10551-013-1967-9
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari teori Ke Praktik.
Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada
Siagian, Sondang P.2012. Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Jakarta : Bina Aksara.
Silalahi, Ulber. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung:
Unpar Press
Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN
Siswanto,H.B. 2011. Pengantar Manajemen. Jakarta:
Bumi Aksara
Sugiyono, 2008.
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung. Alfabeta
Timpe
, A. Dale. (1999). Seri Ilmu dan
Seni Manajemen Bisnis “Kinerja”. Jakarta: Gramedia Asri Media.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang pemerintahan daerah
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional.. Bandung:
Remaja
Rosdakary.
Wahjosumidjo. 1997. Kepemimpinan dan Motivasi.
Jakarta : Ghalian Indonesia.
Yasa, Putu. 2013. Puluhan PNS Pemkab Terjaring Razia. http://bali.antaranews.
com/berita/41323/puluhan-pns-pemkab-buleleng-terjaring-razia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar